Suara.com - Usianya tak muda lagi. Tujuh puluh tiga tahun. Tapi, Yopi Uktolsye masih tetap terlihat bertenaga.
Suara.com menemui waria yang akrab disapa Oma Yotti itu di rumah singgah waria jompo yang terletak di Gang Golf, Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/1/2016).
Sehari-hari, waria asal Ambon ini bertugas sebagai kepala rumah tangga di rumah singgah yang didirikan oleh Ketua Forum Komunitas Waria Indonesia Yulianus Rettoblaut atau mami Yuli tahun 2010.
Oma Yotti orangnya terbuka. Dia bercerita banyak hal. Salah satu ceritanya mengenai perjalanan hidupnya.
Tahun 1960, Oma Yotti diusir orangtuanya. Gara-garanya, ia ketahuan berpelukan dengan seorang lelaki yang tak lain asisten pribadi sang ayah.
Ayah murka. Ayah sampai mengambil sapu lidi untuk mengusir Oma Yotti. Ayah menganggapnya sudah tidak normal.
"Saat kejadian itu, aku pergi dari rumah dini hari tanpa membawa apa-apa dan langsung putuskan ke Jakarta, dengan yang aku kenakan," ujar Oma Yotti kepada Suara.com
Sejak tak diakui keluarga, dia hidup mandiri. Dia memutuskan pergi ke Jakarta.
Waria bertubuh tambun ini menceritakan awal mula berada di Jakarta. Suatu hari dia pernah ditolong seorang perempuan penjual makanan di kolong jembatan dekat Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Dari situ, dia belajar memasak dan membantu menjual makanan gorengan. Penghasilannya lumayan, meski tidak banyak.
Di pinggir Stasiun Jatinegara, suatu ketika, dia kenal waria. Waria itu menceritakan betapa mengiurkan hasil dari menjajakan diri. Oma Yotti penasaran dan tertarik pada penawaran itu. Lama-kelamaan, dia menikmati pekerjaan sampai 31 tahun kemudian.
Pahit getir prostitusi waria pernah dirasakan Oma Yotti. Dia pernah dicaci dan dihina orang.
"Biasa kalau diejek dibilang banci, aku terima aja, mau gimana lagi," kata Oma Yotti.
Pernah suatu hari, dia tidak dibayar pelanggannya. Dia sangat kesal, bahkan sampai mengingat terus wajah lelaki tak bertanggungjawab itu.
"Saya kesal, mau gimana lagi. Jadi saya ingetin aja muka pelanggan saya," kata Oma Yotti.
Sampai akhirnya, Oma Yotti merasa sudah lelah menjadi waria yang hidup di jalanan. Dia langsung menerima tawaran menjadi koki di kapal.
"Saya berhenti jadi PSK. Saya dapat tawaran jadi koki di kapal, jadi juru masak di Bogor, saya juga pernah kerja di restoran di Bali hingga ke Malaysia," katanya.
Tahun 2009 mempertemukannya dengan mami Yuli. Kebetulan ketika itu, mami Yuli butuh tenaga kepala rumah tangga rumah singgah waria jompo. Oma Yotti senang bukan main.
Sekarang, sehari-hari dia berada di rumah singgah yang terletak di gang Golf, nomor 176, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat. Dia bisa memanfaatkan keterampilannya memasak, dia juga bisa menularkan kemampuannya kepada waria-waria lain yang didampingi di rumah singgah. Sekarang, dia merasa sangat percaya diri dan bisa memberikan hal-hal positif kepada orang lain.
Oma Yotti mengenang perjalanannya.
"Aku sih bersyukur saja masih ada tuhan yang nolongin aku," kata dia. "Sekarang aku sudah tidak pakai baju perempuan lagi, sudah tua juga nggak pantas."