Suara.com - Kinerja para pembantu Presiden yang kurang memuaskan masyarakat kembali menguatkan wacana terjadinya perombakan kabinet atau reshuffle jilid II. Rencananya, hal itu diumumkan oleh Presiden Joko Widodo sebelum tanggal 15 Januari 2016 mendatang.
Menanggapi isu tersebut, Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengaku tidak terlalu peduli. Pasalnya, untuk urusan merombak kabinet adalah kewenangan mutlak presiden.
"Waduh kok tanya-tanya reshuffle. Itu kan hak prerogratif presiden. Kita bekerja saja ya," kata Khofifah saat melayat ke Ibunda Seskab Pramono Anung, di Jalan Haji Ambas Cipete Utara, Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2016).
Khofifah hanya tertawa saat ditanya soal rencana reshuffle yang bakal diumumkan sebelum pertengahan bulan Januari ini. Lagi-lagi, mantan Menteri Pemberdayaan perempuan itu enggan berbicara banyak.
"Itu prerogratif presiden. Beliau yang punya kewenangan. Kita adem-adem saja ya," tutupnya.
Sebelumnya sudah beredar sejumlah nama yang akan diganti dan menggantikannya di posisi menteri yang akan digantikan.Berdasarkan isu yang beredar, ada beberapa menteri yang bakal digeser. Namun, ada sejumlah menteri juga yang tidak diperlukan lagi dalam kabinet Kerja dibawah Pimpinan Jokowi.
Isu Reshuffle Kian Santer, Mensos: Kita Adem-adem Saja
Kamis, 07 Januari 2016 | 12:15 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
REKOMENDASI
TERKINI