Sekitar 90 perempuan di Koln, Jerman melaporkan telah dirampok, diancam atau mengalami pelecehan seksual di perayaan Tahun Baru di luar katedral Koln oleh pemuda yang sebagian besar dalam kondisi mabuk. Polisi setempat pada Selasa (6/1/2016) menyatakan seorang perempuan mengaku dia telah diperkosa.
Polisi dan saksi mengatakan sekitar 1.000 orang, yang terbagi dalam beberapa kelompok, menyerang para perempuan di alun-alun setempat. Beberapa saksi mata mengatakan orang-orang itu berkulit gelap yang diduga dari Afrika Utara.
Saksi dan perempuan yang menjadi korban serangan menggambarkan para pelaku tampak seperti mereka berasal dari Arab atau wilayah Afrika Utara.
Namun, Walikota Koln Henriette Reker mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa orang-orang yang terlibat dalam serangan itu pengungsi.
Kepala polisi Wolfgang Albers, menambahkan bahwa mereka berusia antara 18 dan sebagian besar 35 tahun.
Fakta ini tak urung mengaduk emosi yang kuat di kalangan warga Jerman, setelah Kanselir Angela Merkel menyambut dengan tangan terbuka mereka yang menyelamatkan diri dari zona perang di Timur Tengah dan Afrika.
Namun, para politisi mendesak masyarakat untuk tidak mencurigai pengungsi.
"Kami tidak akan menerima serangan terhadap perempuan. Semua pelaku harus dimintai pertanggungjawaban," kata Menteri Kehakiman Heiko Maas dari Partai Demokrat Sosial di akun Twitternya.
Polisi Koln menyebut dimensi baru kejahatan ini mendorong kelompok sayap kanan makin gencar menyuarakan desakan untuk menghentikan penerimaan migran. Sepanjang tahun 2015, Jerman menerima lebih dari satu juta pengungsi, jauh lebih banyak dibanding dari negara Eropa lainnya. (Reuters)
Jerman Dikejutkan Oleh Gelombang Serangan Terhadap Perempuan
Esti Utami Suara.Com
Rabu, 06 Januari 2016 | 00:57 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Bias Antara Keadilan dan Reputasi, Mahasiswi Lapor Dosen Cabul Dituduh Halusinasi
21 November 2024 | 19:06 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI