Suara.com - Bicara soal Jepang, yang ada di benak kebanyakan orang adalah profesionalitas dari sisi apapun. Ini dirasakan El Shinta Primadona, warga Jakarta yang berbagi cerita soal servis bagasi di Bandara Narita, Jepang.
Berbeda jauh dengan cerita miris maling koper di Bandara-Soekarno beberapa waktu lalu. Di Jepang tidak ada seperti itu.
Shinta cerita, dia ke Jepang beberapa waktu lalu dan mendarat di Banada Narita, Tokyo. Sesampainya di bandara, dia mengetahui kopernya hilang.
"Ketika koperku tidak muncul-munncul setelah landing, dengan sewot aku mengomel pada petugas bandara tersebut dengan berkata masa bandara sekelas Narita bisa kehilangan koper juga," cerita Shinta kepada suara.com, Selasa (5/1/2015).
Dengan membungkuk-bungkuk, petugas bandara setempat meminta maaf. Mereka berjanji akan mencari dan menemukan koper milik Shinta kurang dari 24 jam.
"Benar juga, setelah sampai di Saitama (pinggiran Tokyo), saat pulang dari toko 100 yen, tiba di apartemen adikku. Tidak lebih dari 2 jam saat mendarat di Narita koperku yang raib sesaat itu tahu-tahu sudah berada di dalam rumah," ceritanya.
Saat itu Shinta mengacungkan jempol. Sebab tidak ada tambahan biaya sevis apapun. Koper diantar dengan gratis dan selamat.
"Begitu juga ketika koporku tertinggal di Bandara Dong Muang, dengan mudah aku dipersilakan mengenalinya di ruangan lost and found dan akhirnya koporku bisa ditemukan saat sudah tiba di Cengkareng. Salut dengan profesionalitas mereka," ceritanya.
"Petugas di Narita sempat geli menertawakan salah-satu koperku yang diberi lakban besar menyilang. Maksudnya biar gampang dikenali," kata dia seraya tertawa.