Suara.com - Pemerintah Amerika Serikat, melalui Departemen Luar Negerinya, pada Senin (4/1/2016), menyerukan kepada para pimpinan di Timur Tengah untuk mencoba meredakan ketegangan menyusul putusnya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran pada hari Minggu.
"Amerika Serikat khawatir tentang meningkatnya ketegangan di Timur Tengah... menyusul eksekusi yang baru-baru ini terjadi di Arab Saudi, serangan terhadap properti diplomatik Arab Saudi di Iran, dan pemutusan hubungan diplomatis beberapa negara lain dengan Iran," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby seperti dikutip Reuters.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menghindari aksi yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan," sambung Kirby.
Sebelumnya diberitakan, ketegangan di Timur Tengah pasca-eksekusi mati puluhan terpidana --termasuk seorang ulama Syiah bernama Syekh Nimr al-Nimr-- oleh pemerintah Arab Saudi, masih terus berkembang. Kini, setelah Saudi merespons penyerbuan pengunjuk rasa ke kedutaan mereka di Teheran dengan cara memutus hubungan diplomatik, sejumlah negara lain pun menyusul.
Yang terbaru mengambil langkah dalam kaitan masalah ini adalah Sudan, yang sebagaimana diberitakan Reuters, Senin (4/1/2015), juga menyatakan memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Iran.
Tak lama setelah pernyataan pemutusan hubungan diplomatik dengan Iran oleh Arab Saudi, otoritas Bahrain pun ikut menyatakan hal serupa. Untuk diketahui, Bahrain sendiri adalah negara kerajaan dengan warga mayoritas Syiah, namun diperintah oleh keluarga Sunni.
Saudi-Iran Memanas, AS Minta Timur Tengah Redakan Tensi
Ruben Setiawan Suara.Com
Selasa, 05 Januari 2016 | 06:28 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Timnas Indonesia Makin Percaya Diri usai Hajar Arab Saudi, STY Buka Suara
28 November 2024 | 09:51 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI