Suara.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bekerja cepat pada hari Senin (4/1/2016) untuk menyelamatkan perdamaian internasional yang terancam di Suriah dan Yaman akibat ketegangan antara Arab Saudi dan Iran setelah keputusan Riyadh untuk memutus hubungan diplomatik dengan Teheran.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Senin (4/1/2016) mengatakan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir ia sangat terganggu dengan terputusnya hubungan diplomatik antara Arab Saudi dan Iran. Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Ban berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada hari Minggu (3/1/2016).
"Sekretaris Jenderal menegaskan bahwa serangan terhadap kedutaan Saudi di Teheran adalah perbuatan yang tercela. Tetapi mengakui pemutusan hubungan diplomatik Arab Saudi dengan Iran adalah peristiwa yang sangat mengkhawatirkan," kata Dujarric wartawan.
"Sekretaris Jenderal mendesak kedua menteri luar negeri untuk menghindari tindakan yang lebih lanjut bisa memperburuk situasi antara kedua negara dan di kawasan Timur Tengah secara keseluruhan," tambah Dujarric.
Sebagaimana diketahui, Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada hari Minggu (3/1/2016), dua hari setelah demonstran menyerbu kedutaan Iran Saudi di Teheran sebagai protes atas eksekusi Riyadh dari ulama Syiah senior.
Ban mengakui bahwa Iran dan Arab Saudi, dua negara yang selalu bersaing di kawasan regional dengan sejarah panjang hubungan keduanya penuh ketegangan. Namun Ban menegaskan pihknya ingin kedua negaa melanjutkan komitmen mereka untuk mengakhiri konflik di Suriah dan Yaman.
"(PBB) akan mendorong maju dan sangat berharap bahwa ketegangan saat ini tidak akan berdampak negatif pada dua proses perdamaian," kata Dujarric.
PBB mengatakan pihaknya ingin pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan oposisi untuk memulai di Jenewa pada 25 Januari 2016. Hal ini juga mendorong gencatan senjata berlangsung Januari ketika mereka negosiasi yang ditengahi PBB mulai sebagai bagian dari dorongan internasional untuk mengakhiri lima tahun perang sipil Suriah.
"Sekjen percaya bahwa krisis dalam hubungan Arab-Iran adalah perkembangan yang sangat mengkhawatirkan dan ia menekankan perlunya untuk memastikan bahwa hal itu tidak menyebabkan rangkaian konsekuensi yang merugikan di kawasan Timur Tengah," katanya.