Prancis Bersiap Peringati Setahun Serangan Charlie Hebdo

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 05 Januari 2016 | 01:01 WIB
Prancis Bersiap Peringati Setahun Serangan Charlie Hebdo
Ilustrasi: Kota Paris. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prancis pekan ini akan memperingati setahun peristiwa penembakan ke kantor media cetak satir "Charlie Hebdo" di Paris, pada awal 2015 silam.

Upacara khidmat akan dilakukan di tempat berpenjagaan ketat untuk menandai serangan terhadap kantor media dan toko swalayan Yahudi itu, tempat tiga pelaku bersenjata menewaskan 17 orang. Serangan ini disusul serangan bom bunuh diri dan penembakan 10 bulan kemudian, yang menewaskan 130 orang.

"Charlie Hebdo", yang terkenal atas sikap satirnya terhadap agama  dan politisi, kehilangan banyak awak penting redaksinya, akibat serangan yang dilakukan kelompok garis keras yang ruang redaksi mereka pada 7 Januari tahun lalu.

Tiga pelaku kemudian ditembak mati polisi keamanan dalam tiga hari kekerasan, yang diakhiri dengan penyanderaan di toko makanan Yahudi, yang menewaskan empat orang.

Serangan itu memicu solidaritas di dunia maya, dengan slogan "Je Suis Charlie", yang berarti "Saya Charlie".

Peringatan dijadwalkan berlangsung pada Selasa di beberapa lokasi serangan, termasuk di bekas kantor media tersebut. Juru bicara kota Paris mengatakan upacara kecil ini akan dihadiri keluarga dan pejabat pemerintahan.

Selanjutnya pada 10 Januari, akan digelar peringatan di Place de la Republique, lapangan di Paris timur. Upacara ini lebih terbuka dan diharapkan mengumpulkan pendukung kebebasan bersuara dan nilai demokratis pasca-serangan tersebut dan menjadi tempat peringatan tidak resmi.

Presiden Prancis Francois Hollande akan memimpin upacara tersebut, saat pohon oak setinggi 10 meter akan ditanam untuk lambang peringatan.

Pemusik "rock" Prancis, Johnny Hallyday, akan membawakan lagu berjudul "Suatu Minggu di Januari", yang dipersembahkan kepada mereka yang hadir di jalanan kota Prancis pada Minggu. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI