Erdogan: Turki Membutuhkan Israel

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 03 Januari 2016 | 06:55 WIB
Erdogan: Turki Membutuhkan Israel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, (22/12). (Reuters/Ints Kalnins)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Turki harus menerima kenyataan bahwa negara itu membutuhkan Israel, demikian ditegaskan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (2/1/2016) sebagai bagian dari upaya untuk menormalisasi hubungan diplomatik dua negara.

Sebagai anggota pakta pertahanan NATO, Turki adalah sekutu penting Israel di kawasan Timur Tengah. Tetapi hubungan kedua negara pecah setelah pasukan komando Israel pada 2010 menyerang kapal bantuan kemanusiaan Tukri, Mavi Marmara, di lautan internasional dalam pelayaran menuju Gaza.

"Israel membutuhkan negara seperti Turki di kawasan ini," kata Erdogan kepara para jurnalisi dalam penerbangan pulang dari Arab Saudi.

"Dan kita juga harus mengakui bahwa kita butuh Israel. Ini adalah realitas dalam kawasan ini," lanjut Erdogan, "Jika langkah-langkah saling menguntungkan diterapkan berdasarkan ketulusan, maka normalisasi akan terjadi."

Komentar Erdogan ini seperti membalikan arah angin, karena dalam beberapa waktu terakhir ia kerap mengutarakan komentar yang mengecam negara Yahudi itu. Tetapi pidato terakhirnya ini dilihat sebagai bentuk dukungan atas proses negosiasi rahasia dua negara yang terungkap pada bulan Desember lalu.

Adapun Turki, yang menarik duta besarnya dari Israel pada 2010, mengatakan Israel harus memenuhi tiga syarat agar hubungan keduanya bisa dinormalisasi. Pertama adalah mencabut blokade Gaza, memberikan kompensasi bagi korban Mavi Marmara, dan meminta maaf atas insiden itu.

Dua syarat terakhir sudah dipenuhi Israel. Kini tinggal pembukaan blokade Gaza yang menjadi halangan. Erdogan sebelumnya telah mengatakan bahwa Israel akan bersedia mengizinkan bantuan masuk ke Gaza jika datang melalui Turki.

Sementara pada Desember lalu Erdogan juga berbincang secara tertutup dengan pimpinan Hamas, Khaled Meshaal. Tetapi Erdogan tak membocorkan apa yang dibicarakan keduanya.

Para analis memperkirakan bahwa gerakan Turki yang kembali mendekati Israel dipicu oleh memburuknya hubungan dengan Rusia, setelah militer Turki menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan dengan Suriah. (AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI