Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gresik, Jawa Timur menetapkan status siaga bencana banjir di wilayah itu. Penetapan ini setelah dua desa di wilayah setempat terendam banjir sejak Jumat (1/1/2016) kemarin.
Kepala BPBD Gresik Abu Hasan mengatakan dua desa di wilayahnya yang terendam itu terletak di Kecamatan Benjeng. Banjir itu akibat luapan Kali Lamong itu hanya menggenangi persawahan dan akses jalan desa. Serta sempat membuat warga sekitarnya khawatir.
"Hujan deras yang mengguyur beberapa kabupaten di Jatim yang dialiri Sungai Kali Lamong, menyebabkan meluapnya sungai itu, akibatnya Desa Sedapurklagen dan Desa Deliksumber di Kecamatan Benjeng Gresik terendam banjir," katanya di Gersik, Sabtu (2/1/2016).
Abu mengatakan ketinggian banjir di dua desa itu antara 20-30 centimeter. Namun saat ini sudah mulai surut.
"Setelah dua desa tersebut surut, genangan air berimbas di beberapa desa sebelahnya, namun ketinggian air hanya 10 centimeter," ucapnya.
Oleh karena itu, Abu Hasan menetapkan status siaga bencana banjir. Tim BPDB bersama Pemkab Gresik dan pemangku kepentingan lainnya akan terus melakukan monitoring terhadap ketinggian air Kali Lamong.
"Tidak ada korban jiwa, dan nihil kerugian akibat kejadian, namun banjir mulai mencemaskan warga setempat," katanya.
Seorang warga setempat, Andre Pamungkas (29), mengatakan perlu ada solusi nyata dari masalah klasik di daerah setempat itu. Seperti pembangunan Bendung Gerak Sembayat yang mampu mengantisipasi banjir di wilayah Gresik utara.
"Kalau di wilayah Gresik utara ada Bendung Gerak Sembayat yang salah satu fungsinya menanggulangi banjir, kenapa tidak di wilayah kami?" ucapnya.
Ia berharap Pemkab Gresik mampu memberikan solusi nyata mengatasi banjir yang selalu terjadi di wilayah Benjeng agar tidak rutin terjadi dan menjadi masalah klasik. (Antara)