Maluku Rayakan Tahun Baru di Jembatan Merah Putih

Kamis, 31 Desember 2015 | 14:47 WIB
Maluku Rayakan Tahun Baru di Jembatan Merah Putih
Tahun Baru 2016. (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Maluku Said Assagaff menyebut pusat perayaan malam pergantian tahun di daerahnya digelar di jembatan merah putih (JMP) yang melintasi Teluk Dalam Ambon.

"Perayaan malam pergantian tahun di Maluku tetap dipusatkan di JMP, kendati bentangan tengahnya yang semula direncanakan terkoneksi bertepatan pukul 00.00 WIT tidak bisa dilaksanakan karena kendala teknis," kata Gubernur, saat dikonfirmasi di Ambon, Kamis (31/12/2015).

Rencana konektivitas bentangan tengah dengan dua jembatan pendekat dari arah Desa Galala dan Poka yang akan dilakukan pukul 00.00 WIT menandai malam pergantian tahun. Namun itu terpaksa ditunda karena struktur beton dan baja jembatan, khususnya pada bentangan tengah mengalami pergeseran sekitar lima centi meter akibat gempa tektonik dangkal berkekuatan 5,2 skala richter (SR) yang mengguncang Pulau Ambon Selasa (29/12) dini hari pukul 01.26 WIT.

"Konektivitas bentangan tengah JMP dengan dua jembatan pendekat tidak bisa dilaksanakan dikarenakan bencana alam yang tidak bisa diprediksi kejadiannya, padahal seluruh persiapan sudah dilakukan," ujarnya.

Gubernur memastikan seluruh persiapan malam pergantian tahun telah siap dilaksanakan di atas JMP yang membentang di atas Teluk Dalam Ambon. Gubernur pun telah meninjau lokasi JMP serta persiapan yang dilakukan untuk perayaan malam tahun baru.

Termasuk memperoleh informasi dari Kepala BPJN Wilayah IX, Arman Mustari serta Kepala Satuan Kerja (Satker) Jembatan Merah Putih Cristian Lesmono pada Rabu (30/12).

Berdasarkan hasil evaluasi pihak BPJN dan konsultan JMP dari Taiwan, ternyata telah terjadi beberapa pergeseran yang harus dibenahi pasca gempa tektonik yang mengguncang di pulau Ambon 29 Desember 2015.

"Pihak Balai Jalan dan Satker JMP tidak berani mengambil resiko untuk melakukan koneksi bentangan tengah dan jembatan pendekat bersamaan dengan malam pergantian tahun," ujarnya.

Penyambungan jembatan yang menghubungkan antara Desa Galala dan Poka mengalami keterlambatan hingga minggu kedua Januari 2016 mendatang.

"Saya akan menyampaikan masalah yang terjadi ini kepada Menteri PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono yang akan menghadiri malam pergantian tahun dari atas JMP," ujarnya.

Gubernur meminta masyarakat di Ambon yang ingin menikmati jembatan yang menjadi ikon pembangunan di Maluku tersebut untuk bersabar. Karena konsultan masih menghitung ulang pekerjaan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pergeseran yang terjadi.

"Tetapi saya pastikan perayaan malam pergantian tahun tetap dilakukan dari atas JMP. Masyarakat silahkan datang untuk menyaksikannya sekaligus merayakannya bersama-sama," tandas Gubernur Said.

JMP yang mulai dikerjakan Juni 2011 oleh PT. Waskita Karya, PT. Pembangunan Perumahan dan PT. Wijaya Karya selaku kontraktor ditargetkan rampung pada 25 Oktober 2015 ditangguhkan hingga Januari 2016 karena kendala teknis.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi penyelesaian pembangunan JMP antara lain kurangnya peralatan yang dibutuhkan, material yang didatangkan dari luar daerah serta beberapa kendala teknis lain.

Selain itu, koordinasi dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait, terutama TNI Angkatan Laut menyangkut tinggi bentangan tengah jembatan yang harus mempertimbangkan jalur masuk keluar kapal perang, sehingga pekerjaannya molor dari target yang direncanakan.

JMP adalah salah satu proyek yang terindikasi mangkrak akibat lamanya waktu penyelesaiannya sejak peletakan batu pertama Juni 2011.

Panjang keseluruhan JMP yakni 1,06 kilometer ini akan menghubungkan desa Poka dan Galala yang dipisahkan oleh Teluk Ambon.

Jembatan ini terdiri dari jembatan pendekat arah Galala sepanjang 300 meter, pendekat arah Poka 320 meter dan bentang tengah 300 meter, tinggi pylon 89,5 meter, lebar 22,5 meter yang dibagi dua jalur.

Tujuan pembangunan JMP untuk mempercepat jarak tempuh ke pintu keluar Bandara Internasional Pattimura serta kawasan Jazirah Leihitu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, sehingga diharapkan bisa mengurangi tingkat kepadatan kendaraan.

Pembangunannya bertujuan menunjang pengembangan fungsi kawasan di Teluk Ambon sesuai dengan Tata Ruang Kota Ambon di mana Poka-Rumahtiga sebagai kawasan pendidikan dan Durian Patah - Telaga Kodok sebagai kawasan pemukiman. Selain itu, JMP juga menunjang sistem jaringan jalan yang telah ada, khususnya jazirah Leihitu serta mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan (mengurangi biaya operasi) menuju Bandar Udara Internasional Pattimura di Laha sebagai pintu keluar ke provinsi lainnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI