Dinyatakan Bebas Ebola, Warga Guinea Masih Harus Berjuang

Esti Utami Suara.Com
Selasa, 29 Desember 2015 | 14:18 WIB
Dinyatakan Bebas Ebola, Warga Guinea Masih Harus Berjuang
Ilustrasi Ebola. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Guinea dinyatakan bebas dari Ebola pada Selasa (29/12/2015), setelah lebih dari 2.500 orang tewas akibat virus itu di negara Afrika barat tersebut.

Dengan penetapan ini, maka kini tinggal menyisakan Liberia sebagai satu-satunya negara yang masih berkutat dengan penyakit yang mematikan itu.

Masyarakat di ibu kota Guinea, Conakry, menyambut pernyataan yang dikeluarkan pihak berwenang dan Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) itu, dengan perasaan campur aduk.

Ini merupakan 'pembebasan' karena wabah ini telah menyebabkan kematian dan kerusakan  terhadap perekonomian dan kesehatan serta pendidikan negara itu.

"Beberapa anggota keluarga saya meninggal. keadaan itu menunjukkan kepada kami seberapa besar kami harus berjuang bagi yang selamat," kata Fanta Oulen Camara, yang bekerja untuk Medecins Sans Frontieres atau Dokter Tanpa Batas dari Belgia kepada media.

"Setelah keadaan saya membaik, hal paling sulit adalah membuat orang menerima saya. Sebagian besar orang, yang biasanya mendukung saya, berbalik mengabaikan saya. Bahkan, sekolah tempat saya mengajar mengeluarkan saya. Itu sangat sulit," kata Camara, 26, yang sakit pada Maret 2014.

Virus Ebola menjadikan sekitar 6.200 anak-anak Guinea menjadi yatim piatu, ujar seorang pejabat di pusat koordinasi melawan Ebola nasional, Rene Migliani.

Terdapat lebih dari 3.800 pengidap virus Ebola di Guinea dari lebih 28.600 kasus yang ada di seluruh dunia dengan 11.300 di antaranya meninggal, kata data WHO. Hampir seluruh yang terjangkit dan tewas karena Ebola berada di Guinea dan negara tetangganya, Liberia dan Sierra Leone.

Guinea dinyatakan bebas dari Ebola 42 hari pasca-kesembuhan atau kematian pengidap terakhir dan tidak ada kasus infeksi yang baru.

Liberia kehilangan lebih dari 4.800 orang dikarenakan demam hemoragik, namun jika semuanya berjalan dengan lancar, negara itu akan dinyatakan bebas virus pada Januari. Negara itu dinyatakan bebas Ebola pada Mei dan September namun terdapat kasus baru yang muncul setiap kali.

Sierra Leone secara resmi dinyatakan bebas wabah tersebut pada November. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI