Suara.com - Partai Amanat Nasinal (PAN) menilai Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menunjukan soliditas dalam menjalankan kinerja pemerintahan. Banyak menteri Jokowi yang mempunyai kepentingan masing-masing.
Hal itu disampaikan dalam konfrensi pers 'refleksi akhir tahun' yang dilakukan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (29/12/2015).
"Kita menyaksikan berbagai perselisihan internal dan perdebatan eksternal antar beberapa menteri. Ini semua menimbulkan ketidakpastian dan kegaduhan di publik yang tidak perlu. Untuk itu, tahun 2016, PAN menyerukan agar soliditas kabinet ditingkatkan," kata Wakil Ketua Umum DPP PAN Bara Hasibuan.
PAN menilai kinerja Kabinet ini secara keseluruhan belum optimal. Menteri-menteri harus fokus pada permasalahan yang menyangkut pelaksanaan program di kementeriannya masing-masing.
"Ada beberapa Menteri yang kami nilai kurang bekerja pada level substansi dan lebih mementingkan citra. Jadi pendekatan ini harus diubah total agar ke depan nanti bisa bekerja lebih efektif dan cepat dalam membantu presiden memenuhi target yang sangat banyak," kata Bara.
"Solusinya adalah mereka bekerja pada substansi bukan mencari popularitas dan sensasi. Bekerja solud dan fokus," tambah dia tanpa menyebutkan nama menteri yang dinilai itu.
Lalu, saat apa perlu dilakukan reshuffle untuk meningkatkan kinerja kabinet, Bara menjawab singkat dengan menyerahkan hal itu kepada presiden.
"Kita tidak dalam posisi memaksa atau mengusulkan atau mendorong. Presiden yang punya wewenang kalau dirasa ada perbaikan, dan kalau manifestasi perbaikan itu adalah reshuffle itu adalah hak penuh presiden sebagai pimpinan dari pemerintah. Kami sama sekali tidak lakukan intervensi," tambah dia.