Suara.com - Masyarakat mempertanyakan ke mana dan di mana sebenarnya keberadaan Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan yang sudah tidak terlihat bertugas sejak Oktober 2015.
Hal itu disampaikan salah seorang Koordinator Aliansi Menggugat Wali Kota Bengkulu, Melyansori di Bengkulu, Senin, mengingat pihak eksekutif dan legislatif tidak tahu pasti keberadaan Helmi Hasan.
"Dalam surat izin, rujukan berobat tidak tahu, rumah sakit mana dan sakit apa ?," katanya.
Wali Kota izin cuti dinas sejak 2 Oktober hingga 3 Desember 2015, dan diperpanjang hingga Januari 2016. izin dalam waktu lama tersebut kata Melyan, sangat janggal dengan tidak adanya kepastian keberadaan wali kota.
"Lebih lucunya lagi, Rumah Sakit Kota Bengkulu mengeluarkan surat bahwa wali kota sakit dan harus dirujuk, tetapi tidak dijelaskan sakit apa di surat itu," ujarnya.
Kejanggalan itu kata Melyan semakin terlihat bahwa yang mengeluarkan surat tersebut, bukan dokter yang menangani tetapi direktur rumah sakit.
"Kan aneh tidak tahu sakit apa, bukan rekomendasi dari dokter yang memeriksa tiba-tiba ada surat tersebut," ucapnya.
Bahkan aliansi tersebut sudah datang dua kali ke DPRD Kota Bengkulu mendesak pihak legislatif untuk mencari tahu di mana sebenarnya wali kota.
"Kami tadi datang lagi ke DPRD, pimpinan tidak ada, kami mencoba mencari ke ruang pimpinan, tetapi ternyata malah mendapat perlakuan kasar," katanya.
Salah satu anggota aliansi harus mendapatkan luka di tangan kiri akibat perlakuan kasar staf kesekretariatan DPRD Kota Bengkulu, yang diduga menarik lengan keras anggota aliansi bernama Soni Taurus.
Menanggapi kejadian tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Bengkulu, Suimi Fales, meminta maaf atas insiden yang sempat terjadi di ruang Ketua DPRD Kota.
"Kami meminta maaf terhadap insiden tadi, itu akibat kesalahan komunikasi antara sekretariat. Saya atas nama anggota dewan mewakili lembaga sekretariat DPRD, kami minta maaf atas kejadian tadi," ujarnya. (Antara)