Suara.com - Belakangan ini, berembus kabar Presiden Joko Widodo bakal merombak kabinet lagi.
Sejumlah kalangan berpesan kepada Jokowi agar tokoh atau ahli yang akan dimasukkan ke kabinet merupakan orang-orang profesional, bukan atas dasar untuk mengakomodasi politik partai pendukung.
Menanggapi wacana reshuffle, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa tidak mau ambil pusing. Dia memilih tetap konsentrasi menjalankan tugas negara.
Soal reshuffle, kata Khofifah, merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
"Reshuffle itu otoritas Presiden," kata Khofifah kepada Suara.com di gedung Aneka Bhakti, Kementerian Sosial, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Senin (28/12/2015).
Secara terpisah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengaku belum mengetahui rencana Presiden melakukan perombakan Kabinet Kerja sebagaimana informasi yang beredar di media.
"Saya belum dengar mengenai adanya reshuffle kabinet, di rapat tidak ada pembahasan mengenai itu," kata Mohamad Nasir kepada Suara.com di Rapat Utama Lantai 3, Gedung D, Kemenristekdikti, Jakarta.
Tapi kalau nanti ada perombakan kabinet Nasir masuk daftar, dia mengaku sudah siap.
"Semua keputusan di tangan Bapak Presiden, menteri hanya menjalankan," kata Nasir. [Eva Aulia/Rey Reiza Violetta]