Suara.com - Matahari mulai tenggelam setelah membelah langit Ibu Kota Jakarta, Minggu (27/12/2015). Suryadi (48) belum beranjak dari rumahnya di RT3/12, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, yang kini hangus terbakar dalam peristiwa kebakaran tiga hari lalu.
Mata lelaki tersebut masih menatap setiap sudut puing-puing bangunan rumah. Bangunan itu tadinya tempat tinggal sekaligus tempat usaha meubel.
Ketika ditemui Suara.com, Suryadi sedang berdiri bersama tetangga. Mereka hendak mencari sisa perabotan yang sekiranya masih bisa dipakai lagi.
"Saya lagi lihat-lihat bekas barang-barang perabotan rumah saja, siapa tahu masih ada yang bisa dimanfaatkan," kata Ujang.
Ujang kemudian menceritakan kesusahannya sekarang. Sebagian jendela dan pintu yang hangus dilalap api merupakan pesanan pelanggan.
"Sebelum kebakaran saya dengan mengerjakan pesanan kusen. Ada sekitar enam pelanggan yang memesan, tapi saya sudah pasrah pada yang kuasa karena ini musibah," ujarnya.
Yang membuat Ujang semakin susah. Tempat usahanya merupakan warisan orangtua.
"Saya orang Betawi asli, lahir dan besar di sini. Bapak dan kakek saya tinggal di sini, mereka dulu juga pengrajin kayu," tuturnya.
Hal yang sama juga diutarakan Darmawan (50) yang juga warga Betawi asli Bukit Duri. Sama seperti Ujang, Darmawan juga berprofesi sebagai pengrajin kayu.
Keahlian Darmawan didapatkan secara turun temurun. Orang tua dan kakeknya dulu juga seorang pembuat kusen.
Kini, ia hanya bisa pasrah.
"Saya belum bisa berpikir ke depan untuk dagang apa lagi, karena saya sudah tidak punya apa-apa. Saya masih banyak pesanan jendela dan pintu dari pelanggan, tapi semuanya sudah hangus," kata dia.
Kebakaran yang terjadi pada Kamis (24/12/2015) siang menghanguskan sebanyak 80 rumah yang dihuni 500 jiwa.
Mayoritas penduduk yang tinggal di sana adalah orang Betawi asli.
Sebagian warga curiga ada yang janggal dari peristiwa kebakaran tersebut.
"Kecurigaan (sengaja dibakar) itu jauh lebih kental daripada tidak. Karena sumber api dari arus listrik di rumah warga yang di pinggir kali," kata Ketua RT4/12 Nassamri yang akrab disapa Anas.
Namun, Anas tidak bisa memastikan siapa yang membakar pemukiman warganya.
Anas mengungkapkan pemukiman warga yang berada di tepian kali Ciliwung tersebut masuk daftar penggusuran yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Kalau rencana penggusuran warga sudah tahu, tapi kapannya kami tidak tahu. Sampai sekarang belum ada informasi dari pemda," katanya.