Suara.com - Sebagian komunitas berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (27/12/2015), untuk mengkampanyekan peningkatan kesadaran keluarga terhadap kesehatan bayi. Mereka mengingatkan bahwa penyakit Atresia Bilier atau gangguan fungsi hati sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan kematian.
Salah satu aktivis, Julia (38), mengatakan penyakit jenis ini belum ada obat yang mujarab untuk penyembuhannya. Sejauh ini, 95 persen kasus ditangani dengan cangkok hati.
"Atresia Bilier, memang penyakit yang membunuh anak atau bayi. Apalagi kalau sudah sampai mengeluarkan gumpalan darah," ujar Julia.
Aksi komunitas yang selama ini aktif di media sosial tersebut dilakukan di tengah pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day.
Dalam aksi, mereka juga mengumpulkan sumbangan. Sejak awal September 2015, jumlah donasi dari masyarakat yang sudah terkumpul mencapai Rp90 juta. Uang ini disumbangkan untuk meringankan beban penderita Atresia Bilier.
"Kita sudah kumpulkan Rp90 juta dari bulan September. Ini kita juga ingin kumpulkan 10 ribu pendukung agar pemerintah peduli dengan bahaya Atresia Bilier, dimana salah satu yang terkenal adalah kasus bapak yang ingin menjual ginjalnya kepada Presiden guna mengobati anaknya yang terkena Atresia Bilier," kata dia.