Di Indonesia, kata Romo Benny, sejak berabad-abad yang lalu mengenal adanya perbedaan bisa hidup berdampingan.
Itu kemudian jadi semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda, tetapi satu jua. Semboyan ini berasal dari buku atau kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular.
"Hidup rukum damai itu sudah lama dikenal di Indonesia," kata Romo Benny.
Romo Benny menambahkan semboyan kebhinekaan sudah sangat lama menjadi bagian dari cara berpikir dan bertindak masyarakat.
Sekali lagi Romo Benny mengatakan yang membuat kehidupan rumah tangga berselisih paham ialah sikap hanya mementingkan diri sendiri.
"Persoalan tentang bagaimana seseorang menjadi lebih dewasa, tidak egois, tidak hanya menang sendiri. Berkeluarga dibutuhkan komunikasi, dibutuhkan keberanian untuk mengakui kalau salah. Jadi, bisa saling melengkapi. Kebanyakan orang yang bermasalah itu kan, egois, pokoknya yang lain salah, tidak berani mengampuni. Jadi, sulit. Kan perkawainan menyatukan dua pribadi yang beda," tutur Romo Benny.