Taty mengatakan keluarganya selalu mengajarkan kepada anak tentang pentingnya sikap dan perilaku menghargai perbedaan keyakinan.
"Bahwa ayahnya merayakan kelahiran juru selama yang dia yakini," katanya. "Anak-anak, senang. Namanya kan perayaan, mereka gembira."
Keikutsertaan anak-anak dengan mendukung acara Natal keluarga sebagai wujud sama-sama ikut bahagia menghormati perayaan agama yang diyakini ayah.
"Di keluarga kami perbedaan buka sesuatu yang perlu dibesar-besarkan. Menurutku selalu ada titik yang temukan keimanan. Karena dasarnya untuk kabarkan kebaikan, dalam hal itu, kami yakin sekali ada titik temu, dalam iman," katanya.
Taty juga bercerita tentang bagaimana anak-anaknya sudah memahami makna saling menghormati keyakinan.
Misalnya, mereka membuat kartu ucapan Natal. Bukan hanya untuk ayah tercinta, tetapi juga buat teman-teman.
Penghormatan juga ditunjukkan Bimo saat Taty dan anak-anaknya merayakan Idul Fitri atau hari-hari besar agama Islam.
"Kalau Idul Fitri, dia juga nganter ke lapangan (tempat salat). Dia petugas pengantar dan penjemput," kata Taty sambil tertawa.
Bagi Taty, berbeda itu indah, termasuk urusan iman. Perbedaan adalah fitrah.
"Dunia diciptakan dalam keberagaman. Kalau kita dalam situasi berbeda dengan orang lain termasuk urusan iman, memang itu fitrah manusia. berada dalam kultur yang beragam, itu, kan berikan pengalaman lengkap," katanya.