Natalan Keluarga Beda Agama, Suami Selalu Antar Istri ke Gereja

Jum'at, 25 Desember 2015 | 11:47 WIB
Natalan Keluarga Beda Agama, Suami Selalu Antar Istri ke Gereja
Katedral. [Suara.com/Tri Setyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menarik untuk mempelajari bagaimana keluarga multi agama merayakan Natal bersama.

Seperti yang terjadi di keluarga Muhammad Bambang dan Maria Francisca. Bambang seorang muslim, sedangkan Maria seorang Katolik.

Saat Natal tiba, Bambang dengan senang hati mengantarkan istri dan anak-anaknya misa ke gereja.

"Setiap malam Natal, dia selalu mengantar saya dan anak-anak ke gereja untuk misa. Terus dia juga menunggu kami di gereja sampai ibadah selesai. Dan ketika saling mengucapkan selamat Natal, suami saya juga saling mengucapkan dan bersilahturahmi juga kepada tetangga sekitar kami," katanya kepada Suara.com, Jumat (25/12/2015).

Sebaliknya juga dilakukan Maria ketika Bambang merayakan Idul Fitri. Maria justru lebih sibuk mempersiapkan perayaan di rumah ketimbang suaminya. Misalnya, dia menyiapkan makanan khas Lebaran untuk menyambut tamu.

"Suami saya kan anak tertua, orang tuanya juga tinggal sama kami. Otomatis semua keluarga kumpulnya di sini. Nah saat itu saya sibuk persiapkan semuanya. Dan keluarga suami saya menerima saya dengan baik. Ketika waktunya salat saya menghargai bahkan saling mengingatkan untuk ibadah," katanya.

Bambang dan Maria sudah 30 tahun hidup bersama. Maria bersama suami dan anak-anaknya tak pernah berselisih paham soal agama.

"Anak-anak kan Katolik sama saya, itu papanya yang mau. Tapi saya juga ajarkan agama papanya itu bagaimana, seperti apa. Saya kenalin juga. Karena saya juga besar dari keluarga beda agama jadi saya sejak dini sudah diajarkan untuk saling menghargai," kata dia.

Keluarga Maria membuktikan bahwa menikah beda agama tak identik dengan konflik. Ia kurang setuju kalau ada keluarga yang konflik, kebetulan beda agama, lalu perbedaan agama itu dijadikan alasan untuk berpisah.

"Saya sebenarnya nggak setuju kalau perbedaan agama itu jadi alasan untuk pisah. Kalau agamanya sama saja banyak kok yang konflik. Semua rumah tangga itu pasti ada perbedaan pendapat, itu wajar. Itu kan bumbu dalam rumah tangga. Nah, tergantung kitanya menyelesaikan perbedaan itu bagaimana. Kalau misalnya bosan bilang saja bosan, jangan agama yang jadi alasan," kata Maria. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI