Suara.com - Sebanyak 100.000 warga di Paraguay telah diungsikan akibat air yang makin tinggi cuma beberapa saat sebelum perayaan Natal.
Wali Kota Asuncion, Ibu Kota Paraguay, Mario Ferreiro pada Rabu (23/12/2015) menggambarkan banjir tersebut sebagai tragedi kemanusiaan.
"Kami hidup pada masa krisis di Asuncion," kata Ferreiro, sebagaimana dikutip Xinhua, Kamis siang (24/12/2015).
"Itu adalah banjir paling parah dalam 20 tahun belakangan. Tragedi kemanusiaan terjadi dalam skala besar," tambah Mario.
Wali kota yang baru memangku jabatan pada Sabtu (19/12)/2105), mengatakan situasi di Asuncion sangat ini kritis. Ada 20.000 keluarga yang tinggal di tempat penampungan sementara.Ferreiro memperingatkan bahwa menurut Sekretariat Darurat Nasional (SEN), Sungai Paraguay --yang airnya meluap-- akan mulai surut antara Januari dan Februari, tapi "meluap lagi" pada Maret.
Presiden Paraguay Horacio Cartes mengakui pemerintah berutang besar pada keluarga miskin yang mesti meninggalkan rumah mereka di dataran rendah, dan telah berjanji akan memindahkan mereka.
"Selama kami tidak merelokasi mereka ke daerah yang lebih tinggi, banjir yang merendam rumah akan terus terjadi," kata Cartes.
Sampai Selasa (21/12/2015), air sungai telah naik jadi 7,61 meter di Ibu Kota, melebihi catatan 2014 setinggi 7,38 meter. Kondisi itu tercatat sebagai banjir terparah sejak 2000.
Tingkat air tertinggi di Sungai Paraguay pernah mencapai 9,10 meter pada 1983. (Antara)