Tak Cuma Brunei, Somalia Juga Larang Warganya Rayakan Natal

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 24 Desember 2015 | 06:51 WIB
Tak Cuma Brunei, Somalia Juga Larang Warganya Rayakan Natal
Ilustrasi pohon terang dalam perayaan Natal. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Somalia menjadi negara selanjutnya yang melarang perayaan Natal dan Tahun Baru setelah Brunei Darussalam. Perayaan Natal dan Tahun Baru, oleh Pemerintah Somalia dinilai bertentangan dengan kebudayaan Islam yang ada di negara tersebut.

Direktorat Jenderal Kementerian Urusan Agama Somalia, Sheikh Mohamed Khayrow, mengatakan, pemerintah akan menindak tegas segala bentuk acara untuk memperingati dua perayaan tersebut di ibu kota Somalia, Mogadishu.

"Seluruh acara terkait perayaan Natal dan Tahun Baru bertentangan dengan kebudayaan Islam sehingga bisa merusak akidah komunitas Muslim. Tidak boleh ada aktivitas sama sekali," kata Khayrow.

Selain karena alasan tersebut, menurut Wakil Ketua Dewan Agama Tinggi Somalia, Sheikh Nur Barud Gurhan, acara-acara berkaitan dengan perayaan hari besar Kristiani dapat memicu aksi teror dari kelompok teroris Al Shabaab, demikian dilaporkan surat kabar Uganda, New Vision.

"Kami cendekiawan Islam memperingatkan bahwa perayaan seperti acara yang tidak sesuai dengan prinsip agama kami dapat memicu Al Shabaab untuk melakukan serangan," lata Gurhan.

Al Shabaab memang jadi momok menakutkan bagi orang-orang di beberapa negara Afrika. Seperti diberitakan sebelumnya, sebuah bus di Kenya diberhentikan oleh sekelompok militan yang diduga kuat anggota Al Shabaab. Seluruh penumpang diminta turun dan memisahkan diri, antara yang beragama Islam dan yang beragama Kristen.

Namun, demi melindungi sesama penumpang yang beragama Kristen, para penumpang Islam menolak memisahkan diri. Mereka justru menantang para militan untuk membunuh mereka semua jika berani. Beberapa penumpang Muslim bahkan meminjamkan atribut pakaian Islam kepada penumpang Kristen sebagai penyamaran.

Somalia bukan negara pertama yang melarang warganya merayakan Natal dan Tahun Baru. Brunei Darussalam, lewat pemimpin negaranya, Sultan Hassanal Bolkiah, sejak tahun lalu sudah meminta masyarakat tidak merayakan Natal. Mereka yang melanggar bakal dikenai sanksi kurungan lima tahun dalam penjara. (Dailymail)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI