Suara.com - Pernyataan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang menyebutkan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak yang selama ini dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menjadi sarang predator atau pelaku kejahatan terhadap anak ditanggapi Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ahok meminta Arist untuk menjelaskan lebih jauh mengenai kenapa RPTRA malah jadi sarang predator kejahatan terhadap anak.
"Jelasin saja, yang dimaksud dengan sarang predator anak itu gimana coba," kata Ahok di Rumah Susun Pulo Gebang, Jakarta Timur, Rabu (23/12/2015).
Sebab, kata Ahok, justru kehadiran RPTRA kasus kekerasan terhadap anak berkurang. Anak-anak bisa bermain dengan leluasa dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Soal keamanan, Ahok yakin aman karena ada petugas di setiap taman, ditambah lagi CCTV.
"Justru kalau nggak ada tempat terbuka seperti ini, anak-anak dipancing ke rumahnya. Kalau kayak gini kan diawasi tetangga bersama, makanya saya nggak tahu juga," kata Ahok
Ahok mengatakan kalau Komnas Perlindungan Anak mengetahui cara terbaik untuk mengatasi kasus kekerasan terhadap anak diminta untuk berbagi.
"Kasih tahu saya aja gimana," kata Ahok.
Sebelumnya, Arist mengatakan belum setuju Jakarta disebut ramah terhadap anak.
"Belum tepat sebutan Jakarta ramah anak, belum tepat. Justru predatornya duduk-duduk di situ (RPTRA). Mereka tidak usah susah-susah ngumpulin (anak-anak) tinggal milih," ujar Arist di Jakarta Timur, Selasa (22/12/2015).
Para predator kejahatan anak, kata Arist, malah semakin gampang mencari korban di RPTRA.
"Kalau dulu predator menciptakan suasana yang banyak anaknya, sekarang dia tinggal nongkrong di RPTRA," katanya.