Suara.com - Enam terduga teroris yang disinyalir memiliki hubungan dengan ISIS ditangkap Polri pada Jumat (18/12/2015) dan Sabtu (19/12/2015). Mereka disinyalir akan melakukan aksi yang disebut polisi sebagai aksi 'konser besar' menjelang akhir tahun 2015.
"Kami tangkap karena diduga akan melakukan aksi di bulan Desember ini. Mereka mau mengadakan konser besar di Indonesia agar menjadi salah satu berita internasional," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan di Mabes Polri, Senin (21/12/2015).
Angon mengatakan sasaran aksi akhir tahun mereka adalah pusat-pusat keramaian, seperti rumah ibadah atau kantor polisi. Rumah-rumah pejabat pemerintah, baik eksekutif, pejabat penegak hukum, juga diincar.
"Sasaran mereka adalah yang dianggap musuh daripada ISIS. Kelompok ISIS ini sudah direstui oleh kelompok ISIS yang di Suriah," tambah Anton.
Anton menyebut keenam orang tersebut sebagai anak buah pimpinan ISIS di Indonesia berinisial AU. Au sendiri sekarang masih buron.
Terkait apakah keenam terduga pernah ikut latihan perang di markas ISIS, Suriah, polisi masih mendalaminya.
"Hingga saat ini Polri masih melakukan siaga satu," kata dia.
Selain meringkus keenam terduga, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dokumen. Namun, Anton tidak mau membeberkan isi dokumen yang ditemukan dengan alasan masih dalam tahap penyidikan.
Keenam terduga ditangkap secara terpisah. Penangkapan pertama dilakukan pada Jumat (18/12/2015) pada pukul 11.30 WIB di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Di tempat ini, Densus 88 menangkap dua orang berinisial RS alias IW alias ZA, dan YS alias KH.
Di hari yang sama, pada pukul 16.05 WIB, polisi menangkap dua orang lagi yang masih satu jaringan, berinisial Z dan AA di kawasan Tasikmalaya, Jawa Barat.