Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bangga dengan sekolah menengah pertama tempat dulu ia bersekolah di Kota Surakarta, Jawa Tengah yang mendapat Anugerah Integritas Ujian Nasional.
"Saya melihat SMP saya, SMPN 1 Surakarta, masuk dalam sekolah dengan nilai kejujuran sangat baik," kata Presiden Jokowi, saat silaturahmi dengan 503 kepala sekolah penerima Anugerah Integritas UN, di Istana Negara Jakarta, Senin (21/12/2015)
Presiden Jokowi pun meminta Kepala Sekolah SMPN 1 Surakarta yang ikut hadir dalam acara itu untuk berdiri. "Berdiri Pak, masak SMP sendiri 'nggak dibanggakan," kata Jokowi.
Dalam penilain rata-rata selama enam tahun terakhir, SMPN 1 Surakarta meraih nilai indeks kejujuran 97,53.
Dalam kesempatan itu Presiden menegaskan bahwa kejujuran adalah pondasi membangun bangsa.
"Bangsa kita dihargai jika warganya punya kejujuran dan integritas tinggi. Banyak negara gagal karena gagal menjaga integitas bangsanya. Nilai-nilai kejujuran harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah," kata Presiden Jokowi.
Lebih jauh, Jokowi menyatakan integritas dan kejujuran merupakan pondasi pembangunan bangsa yang harus dibangun sejak usia dini.
Ia menyebutkan banyak negara gagal karena gagal menjaga integitas bangsanya. Ia menyebutkan nilai-nilai kejujuran harus dikembangkan sejak dini di keluarga dan sekolah.
"Kita punya basic yang bagus, kalau ke Singapura gak ada yang berani merokok dan meludah semabarangan, tapi balik ke sini tidak ada lagi, kita punya nilai-nilai itu hanya kurang memberi tekanan," katanya.
Presiden juga mengingatkan anak-anak saat ini banyak yang tergoda, terbuai oleh nilai-nilai Barat yang dianggap modern, gaul, padahal Indonesia punya nilai-nilai dan karakter tersendiri, yaitu nilai-nilai Pancasila dan gotong royong.
"Rumah dan sekolah adalah arena pembelajaran kembangkan untuk mengajarkan nilai-nilai itu, demikian juga dengan pembelajaran di lingkungan keluarga," katanya.
Terkait dengan nilai UN, waktu memimpin kota dan provinsi, dirinya pertama sekali ditanya oleh kepala dinss pendidikan berapa target nilai UN.
"Saya katakan apa adanya saja, gak ada target, apakah kita bangga dengan nilai UN tinggi tapi dengan cara tidak terpuji? Saya tidak mau seperti itu," katanya.
Menurut Presiden Indonesia harus kembali bahwa sekolah mengajarkan nilai-nilai etika atau budi pekerti, kejujuran, kepatutan, kepantasan dan moralitas yang baik.
"Kita ingin negara ini maju dihormati dan punya martabat. Itu dimulai dari pendidikan yang diberikan sekolah. Kita mungkin metik 10 tahun kemudian," katanya.
Presiden menyampaikan apresiasi kepada 503 sekolah, baik SMP, MTS, SMA, MA, dan SMK yang memperoleh indeks kejujuran tertinggi dalam pelaksanaan UN selama beberapa tahun terakhir.
"Di tengah langkanya nilai integritas, ada ribuan sekolah yang menjunjung integritas, menghargai usaha sendiri," katanya.
Presiden berharap kepala sekolah menjaga kejujuran dalam semua aspek di sekolah, tidak hanya menambah siswa dengan buku yang semakin tebal sehingga tas anak semakin berat.
"Anak harus dibekali dengan pendidikan budi pekerti, moralitas, etos kerja yang baik yang sering kita lupakan. Bagi saya kejujuran adalah bagian paling dasar dari pendidikan. Kecurangan tidak boleh diberi toleransi," kata Jokowi. (Antara)