Suara.com - Pada hari Minggu (20/12/2015), dua kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat dan Partai Republik, Bernie Sanders and Donald Trump menyatakan ketidaksetujuaannya jik AS harus menggulingkan diktator seperti Suriah Bashar al-Assad.
Menurut kedua kandidat tersebut, pergolakan di Timur Tengah akan berkurang jika para diktator Timur Tengah seperti Muammar Gaddafi di Libyadan Saddam Hussein di Irak masih berkuasa.
Kini sejak para diktator tersebut lengser, AS justrumenghadapi ancaman yang lebih besar dari seperti kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan kelompok-kelompok ekstremis lainnya yang telah -wliayah konflik di Timur Tengah yang berada dalam kondisi labil.
"Wilayah ini akan jauh lebih stabil" dengan Gaddafi, Hussein dan Assad di tempat," kata Sanders, kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat dalam acara NBC "Meet the Press."
"Itu betul 100 persen. Apakah ada keraguan dalam pikiran Anda?", ujar Trump, kandidat terkuat dari Partai Republik, mengatakan dalam sebuah wawancara terpisah di acara yang sama.
Meskipun mereka setuju pada hal lain, baik Sanders dan Trump melihat keterlibatan invasi Irak pada tahun 2003 sebagai kesalahan dan. Keduanya mencurigai dan mendesak dilakukan penyelidikan yang mendalam di wilayah tersebut.
Sanders mengkritik dukungan keras Clinton untuk invasi ke Irak tahun 2003. Menurutnya, langkah tersebut merupakan kesalahan yang fatal. Ia juga mengkritik langkah yang mendesak Assad jatuh dari kekuasaanya menolak semua upaya diplomatik dengan Assad. Padahal keberadaan Assad diperlukan untuk mencegah perang saudara berkecamuk di Suriah serta mencegah semakin kuatnya penguasaan oleh kelompok ISIS..
Pemboman AS di Libya pada 2011 ketika Hillary Clinton menjabat sebagai Menteri Luar Negeri telah mempercepat kejatuhan Gadaffi. Tetapi kondisi ini menciptakan kekosongan yang sedang diisi oleh kelompok-kelompok ekstremis," kata senator dari Vermont tersebut.
"Gaddafi, diktator yang mengerikan, menyingkirkan," kata Sanders. "Saat ini, ISIS mendapatkan tanah di Libya karena semua destabilisasi di kawasan dan semua kekacauan."
Trump juga berusaha untuk menarik pemilih Republik dengan mengkritik pemerintahan Obama tidak serius memerangi kelompok ISIS dengan agresif.