Sejenak Lupakan ISIS, Irak Pilih 'Ratunya' yang Jelita

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 21 Desember 2015 | 07:01 WIB
Sejenak Lupakan ISIS, Irak Pilih 'Ratunya' yang Jelita
Shaymaa Qassem Abdelrahman, pemenang kontes Miss Irak. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah bahaya ISIS dan ancaman pembunuhan yang diarahkan kepada para kontestannya, ajang pemilihan ratu kecantikan Miss Irak sukses digelar di Baghdad, Irak, baru-baru ini. Uniknya, ini merupakan kontes kecantikan yang pertama digelar dalam 43 tahun terakhir.

Shaymaa Qassem Abdelrahman, perempuan berusia 20 tahun asal Kirkuk, dinobatkan sebagai Miss Irak pertama sejak ajang tersebut terakhir kali digelar lebih dari empat dekade silam, tepatnya pada tahun 1972.

Shaymaa Qassem Abdelrahman, juara Miss Iraq 2015

Kontes yang dihelat di sebuah hotel di Baghdad itu diikuti delapan kontestan yang seluruhnya berparas cantik dan bertubuh aduhai.

Para kontestan Miss Irak.

Selain memamerkan kebolehan mereka dalam berbusana dan berlenggak-lenggok di atas runway, para kontestan juga dituntut mengemukakan gagasan proyek amal kepada para dewan juri.

Dengan digelarnya Miss Irak, kini Irak bisa mengirimkan wakilnya ke ajang Miss Universe.

 "Apa yang hendak kami capai adalah agar suara Irak didengar, menunjukkan bahwa Irak masih hidup, bahwa jantung Irak masih berdetak," kata direktur artistik Miss Irak, Senan Kamel.

Selama empat puluh tahun lebih, ajang Miss Irak ditiadakan lantaran konflik berkepanjangan yang melanda negeri tersebut.

Sang juara kontes, Shaymaa Abdelrahman mengatakan, dirinya akan menggunakan ketenarannya untuk mendorong inisiatif rakyat untuk mengenyam bangku pendidikan, khususnya bagi ribuan orang yang terlantar akibat perang.

"Saya amat gembira melihat kemajuan Irak. Acara ini amat besar dan menciptakan senyum di wajah orang Irak," kata Shaymaa kepada The Guardian.

Ajang kontes Miss Irak 2015.

Acara ini sedianya digelar pada bulan Oktober lalu. Namun, ajang ini terpaksa ditunda karena beberapa kontestan menerima ancaman pembunuhan dari beberapa pihak.

"Saya rasa ini luar biasa, ini membuat segalanya terasa normal kembali," kata aktivis hak asasi manusia Hana Edward.

Seperti diketahui, sebagian kawasan Irak dicaplok dan diduduki oleh kelompok ISIS. Salah satu kota terbesar di Irak, Mosul, juga jatuh ke tangan kelompok tersebut. Saat ini, Irak, dibantu pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat, masih berupaya merebut kembali kawasan tersebut dari cengkeraman ISIS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI