6 ABK Kapal Tenggelam di Perairan Batam Belum Ditemukan

Suwarjono Suara.Com
Minggu, 20 Desember 2015 | 18:11 WIB
6 ABK Kapal Tenggelam di Perairan Batam Belum Ditemukan
Ilustrasi kapal tenggelam (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kantor Kesatuan Penjaga laut dan Pantai (KPLP) Batam, Gajah Rooseno mengatakan hingga saat ini enam dari 12 ABK MV Thorco Cloud V2FU6, kapal tanker bermuatan pipa yang tenggelam di perairan Batam, Rabu (16/12) masih belum ditemukan.

"Saat ini terus dilakukan pencarian terhadap enam ABK warga asing itu. Masih enam belum ditemukan. Kemungkinan besar terjebak di dalam bangkai kapal," kata dia di Batam, Minggu (20/12/2015)

MV Thorco Cloud V2FU6 tenggelam setelah bertabrakan dengan MV Stolt Commitment, Rabu (16/12) malam pada kawasan perairan perbatasan Indonesia dengan Singapura. Meski diperairan perbatasan, namun lokasi kejadian cenderung masuk ke Indonesia.

"Tim penyelam belum bisa diturunkan mengingat titik pasti diduga keberadaan enam ABK itu belum diketahui. Apalagi perairan cukup dalam, sehingga masih menunggu tim yang memetakan kondisi kedalaman laut," kata Gajah.

Pihak KPLP Batam dan instansi di Indonesia, kata dian juga terus berkoordinasi dengan Singapura untuk menangani kasus tersebut sebaik mungkin mengingat hal tersebut adalah musibah pada perairan internasional.

"Setelah dipastikan kondisi kedalaman dan titik diduga keberadaan ABK diketahui baru akan dilakukan penyelaman untuk evakuasi. Investigasinya dilakukan sesuai ketentuan internasional," kata dia.

Dengan kondisi kapal yang belum dievakuasi, kata Gajah, KPLP mengimbau seluruh nahkoda yang melintasi perbatasan antara Indonesia dan Singapura untuk hati-hati agar tidak menabrak bangkai kapal tersebut.

"Sementara memang sudah ditandai agar kapal tidak melintas perairan dekat dengan bangkai kapal yang tenggelam tersebut. Kami imbau agar nahkoda berhati-hati," kata Gajah.

Perairan internasional antara Pulau Batam dan Singapura yang menjadi bagian dari Selat Malaka menjadi salah satu jalur pelayaran paling padat di dunia.

Meskipun seluruh kapal sudah memiliki alat navigasi memadai, namun kasus tabrakan antar kapal yang melintas masih ditemukan. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI