ICW Anggap Pimpinan Baru KPK "Sahabat" DPR

Sabtu, 19 Desember 2015 | 14:41 WIB
ICW Anggap Pimpinan Baru KPK "Sahabat" DPR
Koordinator ICW, Emerson Yuntho (kanan) di kantornya di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) masih mempermasalahkan nama-nama seperti Johan Budi SP dan Busyro Muqoddas kalah dalam voting pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dilakukan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat RI pada Kamis (17/12/2015) malam lalu.

"Kenapa kita katakan begitu, tadi Bang Nasir (Anggota Komisi III DPR RI F-PKS Nasir Jamil) sampikan, saya mengambil logika teman-teman di DPR pastinya dia nggak akan pilih orang yang memakan mereka. Itu sebabnya orang yang mereka pilih adalah sahabat-sahabat DPR," kata Koordinator Divisi Hukun Dan Monitoring Peradilan ICW, Emerson Juntho saat diskusi bertajuk KPK Jilid IV di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015).

Emerson menjelaskan, berdasarkan data ICW ada sekitar 86 politisi dan beberapa pejabat di institusi ketahuan KPK karena diduga melakukan korupsi oleh pimpinan KPK jilid III. Itu sebabnya para Komisi III tak menginginkan ada wajah lama di lembaga anti rasuah.

"Saya menduga, teman-teman di DPR nggak mau mengulang kejadian yang sama. Kalau pimpinan KPK yang keras lebih baik nggak dipilih," tegas Emerson.

Agus Rahardjo yang terpilih melalui voting sebagai Ketua KPK oleh Komisi III DPR, kemudian Wakil Ketua: Basaria Panjaitan, Laode Muhamad Syarif, Alexander Marwata, dan Saut Situmorang, dirasakan kurang 'bertaring' untuk melakukan pemberantasan korupsi. Sebab ICW melihat lima pimpinan itu hanya fokus pada pencegahan bukan penindakan.

"ICW melihat nggak menggembirakan pimpinan KPK yang sekarang, kita lihat mereka yang (kepilih jadi pimpinan KPK) fokus pada pencegahan, ketimbang pemberantasn korupsi," katanya.

"Kedua ketidak gembiraan kita, mereka yang jadi pimpinan KPK setuju revisi UU KPK, dan membuat KPK dalam posisi yang kerisis, 12 tahun setelah itu harus bubar," Emerson menambahkan.

Itu sebabnya ICW menilai Komisi III paham menempatkan orang-orang di KPK yang dianggap kurang gregetnya seperti Johan Budi dan Busyro.

"Mereka sangat paham dan sebaginya. Teman-teman yang baru cukup segar, artinya punya waktu cukup lama agar lari lebih kenceng, posisi ini yang buat kita nggak menggebirakan," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, Kamis (17/12/2015), Komisi III DPR melakukan pemilihan Pimpinan KPK yang baru. Lima nama yang terpilih antara lain hakim Ad hoc Tindak Pidana Korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Alexander Marwata; Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Saut Situmorang; Irjen Pol. Basaria Panjaitan; mantan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Raharjo; dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Laode Muhammad Syarif.

Dari hasil voting, didapatkan bahwa calon Sujanarko memperoleh 3 calon, Alexander Marwata memperoleh 46 suara, Johan Budi SP 25 suara, Saut Situmorang 37 suara, Irjen Basariah Panjaitan 51 suara, Agus Rahardjo 53 suara, Laode Muhammad Syarif 37 suara, dan Busyro Muqoddas 2 suara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI