Suara.com - Bunda Teresa dari Kalkuta, penerima anugerah Nobel Perdamaian yang mengabdikan hidupnya untuk membantu orang-orang paling miskin di India, akan dinobatkan sebagai orang kudus atau santa oleh Gereja Katolik Roma, demikian diumumkan Vatikan pada Jumat (18/12/2015).
Teresa, yang wafat pada 1997 pada usia 87, dikenal di seluruh dunia dan menjadi ikon amal di dunia berkat karyanya di lingkungan orang-orang kusta dan miskin di Kalkuta, India.
Paus Fransiskus telah mengeluarkan sebuah dekrit berisi pengakuan atas dua mujizat yang dipercaya bisa terwujud berkat doa melalui Teresa. Gereja Katolik mensyaratkan adanya dua buah mujizat yang harus bisa dibuktikan sebelum memberikan gelar santa bagi seseorang yang sudah meninggal.
Mujizat pertama yang dihubungkan dengan Teresa sudah dibuktikan ketika dia dinobatkan sebagai beata atau yang terberkati pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II. Menurut Vatikan, mujizat kedua yang berhubungan dengan Teresa terjadi pada seorang lelaki Brasil yang berhasil sembuh dari penyakit infeksi virus otak, yang mengakibatkannya kepalanya membesar dan luka bernanah.
Lelaki itu sembuh setelah keluarganya berdoa dengan perantaraan Teresa. Dokter yang menanganinya juga tak bisa menjelaskan mengapa ia bisa sembuh, demikian kata Vatikan.
"Kesembuhannya tak bisa dijelaskan oleh wawasan kedokteran saat ini," kata Romo Brian Kolodiejchuk, salah seorang pejabat Vatikan yang terlibat dalam proses penganugerahan gelar santo/santo.
Adapun pemberian gelar santa pada Teresa bertepatan dengan tahun suci dalam Gereja Katolik, ketika Paus Fransiskus menekankan agar gereja mengupayakan dunia sebagai tempat yang penuh belas kasihan dan kasih sayang.
Teresa lahir dengan nama Anjezë Gonxhe Bojaxhiu di Makedonia pada 1910 dari orang tua berkebangsaan Albania. Ia mendirikan Ordo Cinta Kasih, sebuah ordo religius yang awalnya berkarya melayani orang-orang kusta dan miskin di Kalkuta dan kini sudah menyebar di seluruh dunia. Ia menerima anugerah Nobel Perdamaian pada 1979. (Reuters)