Polisi Belanda melepaskan tembakan peringatan dan menahan 14 demonstran, saat unjukrasa ratusan orang menentang pembukaan pusat pengungsi baru yang berakhir rusuh. Beberapa orang dilaporkan terluka akibat unjukrasa pada Rabu (17/12/2015) malam waktu setempat.
Dua polisi termasuk di antara korban luka dalam kejadian itu, ketika pengunjuk rasa mulai melemparkan batu, botol dan kembang api untuk menentang rencana pembangunan pusat penampungan bagi 1.500 pendatang di desa kecil Geldermalsen.
Kepala polisi daerah Lute Nieuwerth mengatakan "suasananya begitu memburuk" ketika kelompok yang terdiri atas 70 hingga 80 orang mulai menyerang petugas yang dipanggil ke lokasi kejadian. Polisi antihuru-hara melepaskan tembakan peringatan ke udara dan membubarkan massa.
"Saya sangat terkejut dengan insiden kekerasan seperti ini," kata Nieuwerth dalam jumpa pers di desa itu, Kamis (17/12/2015).
Pengunjuk rasa juga membalikkan pembatas dan mencoba menyerbu balai kota tempat pertemuan membicarakan pembukaan pusat penampungan tersebut. Pertemuan tersebut ditunda dan sekitar 300 orang diamankan dari massa.
Eropa menghadapi gelombang masuk pengungsi terbesar sejak Perang Dunia II, dengan lebih dari 800 ribu migran telah tiba di pantainya. Mayoritas pengungsi menghindari perang di Suriah dan Irak, serta kemiskinan di Afrika.
Krisis tersebut menimbulkan perpecahan pendapat di Belanda, yang hingga pertengahan November telah menampung 54 ribu pencari suaka dan diperkirakan ribuan lagi akan datang hingga akhir Desember.
Jumlah tersebut melampaui rekor terakhir yang tercatat pada 1994 saat puncak konflik Balkan.
Debat lokal dan nasional mengenai cara menangani pendatang dalam beberapa bulan belakangan memanas dan memburuk hingga mengarah ke kekerasan.
Wali Kota Geldermalsen, Miranda de Vries juha mengecam insiden itu.
"Tidak masalah ide atau usulan apa yang dibicarakan di dalam dewan, kita seharusnya bisa membicarakan ini satu sama lain. Kerusuhan kemarin hanya akan membuat kita semakin terpecah," katanya.
Ia menambahkan, dalam demokrasi perbedaan pendapat diperdebatkan dengan kata-kata. Menurutnya, 14 orang yang ditahan itu adalah warga setempat.
Kepala polisi meminta warga, yang menyaksikan kejadian itu, menyerahkan rekaman video sehingga polisi bisa mengetahui penghasutnya.
"Ada batasan, yang tidak boleh kita langgar. Ketika seseorang ingin menyuarakan pendapat mereka, kami membolehkannya, tetapi kami tidak melakukannya dengan melempar kembang api," kata kata wakil Menteri Kehakiman Klaas Dijkhoff. Ia mengakui isu tersebut merupakan hal sensitif. (Antara/AFP)
Demo Tolak Pengungsi Rusuh, Belasan Orang Terluka
Esti Utami Suara.Com
Kamis, 17 Desember 2015 | 19:43 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Satu Juta Pengungsi Suriah Diprediksi Pulang Kampung di 2025, UNHCR Ingatkan Potensi Bahaya
18 Desember 2024 | 12:06 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI