Perempuan Yazidi Korban Perkosaan Minta PBB Hancurkan ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 17 Desember 2015 | 07:23 WIB
Perempuan Yazidi Korban Perkosaan Minta PBB Hancurkan ISIS
Nadia Murad Basee Taha, (21), perempuan Yazidi yang menjadi korban ISIS menyampaikan kisahnya di DK PBB. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang perempuan etnis Yazidi, pada hari Rabu (17/12/2015), memohon kepada Dewan Keamanan Perseserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk menghancurkan ISIS. Permintaan itu ia sampaikan usai menceritakan secara rinci penyiksaan dan pemerkosaan yang ia alami saat berada dalam cengkeraman militan ISIS selama 3 bulan.

"Pemerkosaan digunakan untuk menghancurkan perempuan dewasa dan perempuan muda dan menjamin agar para perempuan ini tidak akan menjalani hidup normal kembali," kata perempuan bernama Nadia Murad Basee Taha di hadapan 15 perwakilan negara anggota DK PBB dalam rapat perdana yang membahas isu perdagangan manusia.

"ISIS membuat para perempuan Yazidi seolah seperti daging untuk bisa diperdagangkan," sambung perempuan berusia 21 tahun itu.

Nadia mengaku dirinya diculik pada bulan Agustus tahun lalu dari desanya di Irak. Ia lalu dibawa dengan sebuah bus ke sebuah gedung yang menjadi markas ISIS di Mosul, Irak. Di tempat itu, ribuan perempuan dan anak-anak Yazidi dipertukarkan di antara anggota sebagai hadiah.

Setelah beberapa hari berada di gedung tersebut, Nadia dibawa oleh seorang lelaki.

"Ia memaksa saya untuk berpakaian dan berdandan dan kemudian pada malam yang mengerikan itu, ia melakukannya. Ia memaksa saya untuk melayani di faksi militernya, ia mempermalukan saya setiap hari," ujar Nadia.

Ia pernah mencoba kabur, namun ditahan oleh seorang penjaga.

"Malam itu ia memukul saya. Ia meminta saya melepas pakaian. Ia memasukkan saya ke dalam ruangan para penjaga dan mereka melakukan kejahatan mereka sampai saya pingsan," katanya.

"Saya memohon pada Anda, hancurkan Daesh (ISIS) seluruhnya," sambung Nadia.

Nadia akhirnya bisa selamat dan kini tinggal di Jerman. Setelah menyampaikan kisahnya, Nadia mendapat tepukan tangan dari anggota DK PBB atas keberaniannya.

PBB pernah mengatakan bahwa ISIS mungkin telah melakukan pembersihan etnis untuk mencoba menghapus etnis minoritas Yazidi. PBB mendesak DK PBB untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Kriminal Internasional untuk dirampungkan.

DK PBB, dalam pernyataannya hari Rabu, mengecam perdagangan manusia yang dilakukan ISIS dan kelompok lain seperti Lord's Resistance Army, dan Boko Haram di Afrika.

ISIS menganggap etnis Yazidi sebagai pemuja setan. Kepercayaan etnis Yazidi terbentuk dari beberapa elemen, yakni Kekristenan, Zoroaster, dan Islam. Sebagian besar populasi Yazidi hingga kini masih bertahan di kamp-kamp pengungsian di kawasan Kurdistan, Irak.

Sekitar 5.000 laki-laki dan perempuan dari etnis Yazidi ditangkap ISIS pada pertengahan tahun 2014. Sekitar 2.000 diantaranya berhasil selamat. Sisanya masih dalam cengkeraman ISIS. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI