Suara.com - Pemerintah Prancis mengumumkan menemukan kasus pertama virus flu burung H5N3 patogenik. Kasus itu masih tergolong rendah dan banyak ditemukan di barat daya negara itu.
Tiga kasus flu burung H5N3 ditemukan di tiga peternakan yang berbeda di barat daya. Kementerian Pertanian Prancis mengatakan dalam sebuah laporan diposting oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Rabu (16/12/2015).
Kementerian Pertanian Prancis mengatakan strain ditemukan di dua peternakan di departemen Landes dan satu di Pyrenees-Atlantiques.
"Tidak ada risiko bagi kesehatan manusia dan tidak ada dampak pada manajemen kami dari krisis ini," kata seorang pejabat kementerian.
Prancis tercatat sebagai produsen pertanian terbesar di Uni Eropa. Namun mereka menghadapi kasus flu burung sejak akhir bulan lalu. Bahkan ada 3 jenis virus flu burung di sana. Di antaranya H5N1, H5N2 dan H5N9. Yang baru H5N3 patogenik.
Jumlah kasus flu burung yang sangat patogen kini telah meningkat menjadi 30 kasus. Dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 15 kasus.
Sebelunnya, Pemerintah Prancis menyatakan negaranya 'diserang' flu burung atau H5NI. Virus itu ditemukan di wilayah barat daya Prancis sejak 3 pekan terakhir.
Hanya saja, Menteri Pertanian negara itu Stephane Le Foll mengklaim virus itu belum menyerang manusia. Itu berdasarkan rilis Badan Makanan dan Kesehatan Prancis. Bahkan dia mengklaim tidak ada potensi penyebaran ke manusia.
Pemerintah telah mengatakan bahwa strain H5N1 ditemukan di Perancis berbeda dari satu Asia yang menyebabkan banyak kematian manusia.
Sebuah analisis oleh badan kesehatan dan keamanan makanan Prancis, Anses dari komposisi genetik dari virus H5N1 terdeteksi pada wabah pertama menunjukkan tidak mengandung penanda genetik yang di masa lalu. (Reuters)