Mengkader 100 remaja pertahun sebagai 'agen'
Setiap tahunnya, PKBI OKU keliling sekolah se-kabupaten untuk menjaring anak-anak sekolah untuk menjadi agen kesehatan reproduksi atau yang biasa disingkat kespro. Ketua PKBI Cabang OKU, Tina Malinda mengatakan rata-rata ada 100 siswa dan siswi yang diajak menjadi agen penyuluh PKBI. Mereka 'pekerja sosial' dan tidak dibayar.
PKBI OKU membuat surat resmi ke sekolah untuk menfasilitasi anak didik mengikuti kegiatan penyuluhan. Hal yang disuluhkan seperti pengenakan kanker serviks dan bahaya seks pranikah dengan bebas.
"Kenapa anak muda yang kita rekrut? Karena dengan kaum remaja mudah terpengaruh. Kita ajak ke luar daerah, memberikan pemainan. ada juga pentas drama. bagaimana hobi mereka tersalur," kata Tina di kantor PKBI OKU.
Selain itu, remaja adalah waktu di mana keinginan tahu mereka terhadap informasi sangat besar. Termasuk informasi soal seks.
"Kami membicarakan organ tubuh dengan terbuka, bukan hal tabu lagi," tambah Tina.
Tina dan lebih dari 5 relawan lainnya ada di Klinik PKBI OKU. Mereka juga menerima konsultasi remaja yang ingin mengetahui soal kesehatan reproduksi. Remaja itu bebas 'curhat'.
"Kami sifatnya preventif di sini untuk adik-adik SMA. Datang sendiri, bisa cerita ke kita soal masalah kespro," sambung dokter di klinik itu, Dwi Ventiasi.
Klinik PKBI Cabang OKU ada di Jalan Imam Bonjol No. 9, Kapuran, Baturaja, OKU. Klinik itu cukup luas dan menyimpan bebagai obat-obatan dan peralatan medis untuk KB. Termasuk menyediakan kondom untuk para suami.
Klinik itu mempunyai relawan kesehatan yang melayani posyandu untuk balita setiap tanggal 3 setiap bulannya. Balita akan ditimbang dan direkam jejak kesehatannya. Balita yang datang tiap satu hari itu berjumlah rata-rata 200 balita.