500 Kiai Jember Serukan Petisi Pilkada Damai

Rabu, 16 Desember 2015 | 05:07 WIB
500 Kiai Jember Serukan Petisi Pilkada Damai
Ruang rekapitulasi suara Pilkada Serentak 2015 di gedung KPU Pusat, Jakarta, Jumat (11/12). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekitar 500 kiai di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengeluarkan petisi. Mereka menyikapi pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang berjalan damai di kabupaten setempat.

Pembacaan petisi pilkada damai itu diwakili oleh Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember KH Abdullah Syamsul Arifin dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qodiri KH Muzakki Syah di Pondok Pesantren Al Qodiri, Selasa (15/12/2015).

"Petisi itu tidak melihat kiai pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jember nomor urut 1 maupun pasangan calon nomor urut 2, namun ini gabungan dari 500 kiai pondok pesantren dan kiai manakib," kata Ketua PCNU Jember Abdullah Syamsul Arifin.

Menurut dia, ratusan kiai menandatangani petisi yang berisi enam poin kesepakatan atas pelaksanaan pilkada di Kabupaten Jember dan semua sudah terkonfirmasi dengan tanda tangan beserta stempel pondok pesantrennya.

"Petisi Bersatu untuk Kemaslahan Umat itu memang ditandatangani oleh banyak kiai karena memang para kiai ingin agar masyarakat Jember yang selesai melaksanakan pilkada tetap dalam situasi kondusif dan nyaman," ucap pria yang akrab disapa Gus Aab itu.

Enam poin dalam petisi itu yakni pertama, para kiai mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi jalan yang lapang untuk melaksanakan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Jember 2015 dengan aman dan damai sejak awal hingga proses rekapitulasi perhitungan perolehan suara.

Kedua, para kiai juga bersykur proses pilkada pada 9 Desember 2015 juga berhasil dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia dan jujur, serta adil (Luber Jurdil) tanpa konflik kekerasan.

"Poin ketiga yakni para kiai memahami bahwa pilkada itu hanya sebagai alat atau sarana bukan tujuan apalagi tujuan akhir, sehingga pilkada dapat digunakan sebagai kesempatan mulia untuk menyebarkan manfaat dan maslahat untuk membangun Jember yang lebih baik," paparnya.

Kemudian poin keempat, para kiai mengajak semua pihak, baik perorangan, organisasi, jaringan, partai politik, maupun lembaga-lembaga resmi negara dan pemerintahan untuk berpikir, berkata, dan bertindak secara matang, dewasa, dan terukur sebagai bagian dari warga negara yang tercerahkan (ulil albab).

"Mari rapatkan barisan untuk menjaga proses pilkada yang tersisa yakni rekapitulasi hingga penetapan hasil perolehan suara di tingkat kabupaten dan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Jember terpilih bisa dilaksanakan," katanya.

Pada poin kelima, para kiai mengimbau semua pihak untuk mendahulukan kemaslahatan umat diatas kepentingan pribadi, kelompok dan organisasi, sehingga dapat membuktikan masyarakat Jember siap berkompetisi secara sehat, siap menjadi pihak yang menjadi pemenang, namun pihak yang kalah sama-sama berperilaku mulia.

"Kami juga menyerukan kepada semua pihak untuk tidak memperpanjang serta mempertajam perbedaan pandangan dan pilihan politik dalam Pilkada Jember.Mari menyatukan diri dalam satu barisan panjang, barisan rakyat Jember untuk mewujudkan masa depan yang gemilang," paparnya.

Gus Aab menegaskan petisi itu dikeluarkan bukan semata-mata ada sekelompok masyarakat yang ingin Pilkada Jember dihentikan atau dianulir, namun petisi itu dilakukan agar pesta demokrasi di Kabupaten Jember bisa terjaga.

"Petisi itu akan dikirimkan kepada semua pihak yakni KPU Jember, Panwaslu Jember, Pemkab dan DPRD Jember, bahkan tembusannya akan kami kirim ke pusat sebagai bukti bahwa Pilkada Jember sudah berjalan dengan sukses," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI