Filosofi Bung Karno Perpaduan Islam dan Nasionalisme

Adhitya Himawan Suara.Com
Minggu, 13 Desember 2015 | 17:36 WIB
Filosofi Bung Karno Perpaduan Islam dan Nasionalisme
Bung Karno [Arsip Nasional]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Proklamator Bung Karno, dinilai sebagai seorang ideolog bangsa yang memiliki pemikiran yang sangat komprehensif antara lain karena merupakan sintesis antara pemikiran Islam dan nasionalisme.

"Dimensi pemikiran Bung Karno selalu berusaha mensintesiskan antara Islam dan nasionalisme yang wujudnya saat ini adalah konsepsi Pancasila yang dijadikan dasar dan ideologi negara," kata Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI Ahmad Basarah dalam rilis Humas MPR RI yang diterima di Jakarta, Minggu (13/12/2015).

Menurut Ahmad Basarah, salah satu dimensi pemikiran Bung Karno yg tidak banyak diketahui masyarakat dg baik adalah dimensi pemikiran Islam Bung Karno.

Basarah juga berpendapat, banyak kalangan masyarakat yang tidak mengenali dengan baik sosok dan pemikiran Bung Karno karena adanya praktik politik Desoekarnoisasi yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru pada waktu itu.

Sehingga, lanjutnya, diperlukan kemauan baik dari pemerintah untuk segera meluruskan sejarah bangsa tentang sosok dan pemikiran Bung Karno.

"Hal itu penting agar generasi bangsa kita memiliki referensi para pemimpin yang dapat menjadi suri tauladan bagi mereka," tuturnya.

Menurut dia, proses penghancuran nama baik tokoh bangsa sebagai akibat proses politik di masa lalu berakibat membuat bangsa mengalami defisit tokoh pemimpin yang dapat dijadikan panutan.

Sebelumnya, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menilai selama 16 tahun reformasi jiwa nasionalis dan persaudaraan bangsa Indonesia terus meluntur dan memudar.

"Pejabat negara yang seharusnya menjadi contoh teladan masyarakat, saat ini dengan mudah mengucapkan caci maki," kata Zulkifli Hasan dalam pidatonya pada acara wisuda sarjana di kampus STAI Yasba, di Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu (21/11/2015).

Menurut Zulkifli Hasan, di antara pejabat dapat terjadi saling caci maki, di antara pemuda saling tawuran, di antara partai saling berkelahi, dan sebagainya.

Zulkifli menegaskan, padahal Indonesia memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. "Menurut Bung Karno, Pancasila adalah kasih sayang, cinta kasih, gotong-royong, dan musyawarah mufakat," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI