Suara.com - Kelompok Islamic State Iraq and Suriah (ISIS) mengaku bertanggungjawab atas pemboman yang mengguncang Kota Homs di Suriah Tengah pada Sabtu (12/12/2015), kata kelompok tersebut di dalam satu pernyataan.
IS menyatakan kelompok itu telah melancarkan pemboman yang menewaskan lebih dari 20 orang dan melukai puluhan orang lagi di Kabupaten Az-Zahra, yang pro-pemerintah dan menjadi tempat tinggal masyarakat minoritas Alawi --asal Presiden Suriah Bashar al-Assad.
IS meledakkan satu mobil di Az-Zahra dan setelah itu salah seorang pembom bunuh dirinya menyusup ke satu kelompok orang yang berkumpul untuk memeriksa ledakan mobil tersebut. Ia meledakkan dirinya untuk menimbulkan sebanyak mungkin kerugian, kata pernyataan ISIS.
Pemboman pada Sabtu terjadi cuma beberapa hari setelah pemerintah dan gerilyawan mencapai kesepakatan melalui penengahan PBB, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Berdasarkan kesepakatan tersebut, gerilyawan meninggalkan posisi mereka di Permukiman Al-Waer, kubu terakhir gerilyawan di sebelah barat Homs.
Kabinet Suriah mengutuk pemboman itu sebagai serangan pengecut yang ditujukan terhadap perujukan lokal di Provinsi Homs.
Serangan semacam itu "takkan mampu mengintimidasi rakyat Suriah keluar dari jalur perujukan, malah akan meningkatkan tekad mereka untuk terus memerangi aksi teror dan memperkokoh persatuan nasional", kata pernyataan tersebut.
Pada Kamis (10/12/2015), gerilyawan ISIS merebut kembali Kota Kecil Mahin, yang strategis, dan perbukitan di sekitarnya serta Kota Kecil Hawain di Provinsi Homs, Suriah Tengah, kata Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia.
Bentrokan sengit masih berkecamuk di pinggiran kedua kota kecil itu, kata kelompok pengawas yang berpusat di Inggris tersebut.
Sementara itu, satu sumber mengatakan kepada Xinhua pada Jumat pagi bahwa gerilyawan IS juga merebut beberapa gudang amunisi di Mahin Selatan, yang berada di pinggiran Homs di Suriah Tenggara.
Tujuan serangan tersebut, kata sumber itu, ialah untuk memungkinkan IS mengepung tentara Pemerintah Suriah di beberapa Kota Kecil Qaryatain dan Hawarin, yang berdekatan.
Satuan militer mundur dari Mahin dan mengatur posisi kembali di Kota Kecil Sadad, yang berdekatan dan juga diserang oleh IS satu bulan sebelumnya. Tapi serangan itu kemudian digagalkan, kata sumber tersebut.
Ia menyatakan militer Suriah mengerahkan tentara ke Sadad untuk melancarkan serangan balasan ke Mahin. Ditambahkannya, bentrokan sengit berkecamuk antara anggota IS dan militer Suriah di Kota Kecil Hadath, yang terletak antara Sadad dan Mahin.
Pada November, tentara yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad merebut Mahin dari gerilyawan.
Mahin penting buat kelompok ISIS dan tentara pemerintah karena lokasi strategisnya di dekat jalan internasional, yang merupakan urat nadi utama kehidupan tentara Suriah antara Ibu Kota Suriah, Damaskus, di selatan, Homs di wilayah utara. (Antara)