Suara.com - Pemerintah Italia baru-baru ini dikabarkan menyewa sebuah pesawat mewah sebagai alat transportasi bagi Perdana Menteri dalam melakukan perjalanan ke luar negeri. Sayangnya, pesawat tersebut tidak bisa dipakai karena tidak ada seorangpun yang bisa menerbangkannya.
Mengutip pernyataan seorang pilot yang diwawancari dalam program berita satir, Striscia la Notizia, pesawat tersebut kabarnya disewa dari maskapai penerbangan Uni Emirat Arab, Etihad Airways, pada bulan Oktober lalu. Pesawat itu sudah terlanjur tiba di Roma, Italia, sebelum para pejabat terkait sadar bahwa tidak ada seorang pilotpun yang memiliki kualifikasi untuk menerbangkannya.
"Saat ini tidak ada seorang pilot Angkatan Udara pun yang punya kualifikasi untuk menerbangkan pesawat itu," kata si pilot yang tidak disebutkan namanya.
"Saat ini, orang-orang (pilot-pilot Angkatan Udara) sedang dilatih," sambungnya.
Untuk diketahui, hanya pilot Angkatan Udara Italia saja yang diperbolehkan menerbangkan pesawat VVIP yang dinaiki Perdana Menteri.
Lebih lanjut, si pilot mengatakan, bandara yang biasa digunakan untuk lepas landas dan mendarat pesawat kenegaraan, yakni Bandara Rome Ciampino, memiliki landasan yang terlalu sempit untuk rentang sayap pesawat tersebut.
Konon, Italia membayar sebesar 1 juta Euro atau 15 miliar Rupiah per bulan untuk menyewa pesawat jenis Airbus A340-500 tersebut. Pesawat itu memiliki interior mewah, lengkap dengan kamar mandi dan ruang konferensi.
Kabar kedatangan pesawat tersebut pertama kali dilaporkan awal tahun ini oleh surat kabar Italia. Pesawat ini disewa untuk mengganti pesawat Airbus A319 yang selama ini dipakai Perdana Menteri Italia Matteo Renzi dalam kunjungan kenegaraan ke seluruh dunia.
Surat kabar Corriere della Sera melaporkan, pesawat lama Italia harus mengisi bahan bakar tiap lima jam sekali, sehingga memperpanjang waktu perjalanan. Belum ada komentar dari pihak Perdana Menteri Matteo Renzi terkait kabar ini. (Independent)
BACA JUGA:
Inilah Pembelaan Trump Atas "Serangannya" Pada Komunitas Muslim
Lakukan Ini Ketika Anda Kehilangan Pekerjaan
Mark Zuckerberg Suarakan Dukungan bagi Warga Muslim
Selama 39 Tahun Perempuan Ini Tak Bisa Merasakan Nyeri