Suara.com - Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta yakin bila sistem pembayaran per kilometer yang diwacanakan diterapkan di seluruh angkutan umum di Ibu Kota mampu menekan angka kecelakaan.
Dengan sistem tersebut, seluruh sopir angkutan umum di Jakarta diyakini tak akan lagi ugal-ugalan demi mencari penumpang dan setoran.
"Jadi dengan sekema rupiah per kilometer itu saja. Angka kecelakaan itu kan paling banyak disebabkan oleh tindakan sopir yang ugal-ugalan," ujar Kadishubtrans DKI Andri Yansyah di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12/2015).
"Jika rupiah per kilometer diterapkan, sopir bisa terima gaji dua kali lebih besar dari UMP, nanti kami bayar," katanya.
Lebih lanjut Andri menyatakan bahwa pihaknya akan terus berbenah guna memperbaiki transpotasi umum di Jakarta. "Dari infrastruktur kami benahi, banyak aspek yang harus kami benahi dan dibicarakan," tuturnya.