Donald Trump Serukan Pelarangan Muslim Masuk AS

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 08 Desember 2015 | 05:59 WIB
Donald Trump Serukan Pelarangan Muslim Masuk AS
Pengusaha AS yang ingin mencalonkan diri menjadi Presiden AS, Donald Trump. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump telah menyerukan 'langkah total dan lengkap untuk menghentikan  umat muslim memasuki Amerika Serikat. Trump kembali melontarkan serangan keras terhadap muslim setelah terjadinya bencana penembakan mematikan di California.

Trump mengatakan bahwa pemungutan suara menunjukkan adanya kebencian oleh muslim terhadap Amerika. Kondisi ini bisa menempatkan bangsa Amerika dalam risiko yang besar. "Shutdown perbatasan harus tetap "sampai perwakilan negara kita dapat mengetahui apa yang sedang terjadi," kata Trump.

Donald Trump juga menyerukan dinding perbatasan Meksiko juga harus diperketat.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejak Paris serangan teror, Trump telah beberapa kali melontarkan pernyataan kontroversial yang menyudutkan umat Islam di AS. Ia pernah menyerukan pengawasan masjid dan database pendaftaran muslim di AS.

Retorika Trump semakin meningkat setelah terjadi bencana serangan di California pekan lalu yang dilakukan oleh pasangan muslim berpaham radikal. Mereka melepaskan tembakan dan menewaskan 14 orang di sebuah pusat kesehatan di San Bernardino.

Kepada wartawan, Senin (7/12/2015) mengatakan perusahaan polling seperti Pew Research memiliki data yang menunjukkan kebencian terhadap muslim Amerika. 

"Tanpa melihat berbagai data polling, jelas kepada siapa saja kebencian adalah luar pemahaman. Di mana kebencian ini berasal dari dan mengapa, kita harus menentukan sikap. Sampai kita dapat menentukan dan memahami masalah ini dan ancaman berbahaya itu pose, negara kita tidak bisa menjadi korban serangan mengerikan oleh orang-orang yang percaya hanya dalam Jihad, dan tidak memiliki rasa alasan atau menghormati kehidupan manusia," ujar Trump. (BBC)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI