"Ini penting. Jangan sampai nanti kita nasionalisasi, investasi lari semua. Kita ini anggoota G-20," kata Damanik.
Selain karena kekhawatiran akan hengkangnya para investor, ada satu hal mendasar yang membuat Indonesia tidak mungkin melakukan nasionalisasi perusahaan asing. Hal itu, kata Damanik, adalah kenyataan bahwa Indonesia cenderung masih "beradab". Indonesia, menurutnya, bukan seperti Paraguay yang terbilang berani melakukan hal semacam itu. Karenanya, dia berharap agar Indonesia dapat belajar dari keberhasilannya mengambil alih perusahan Inalum dari Jepang.
"Kita bukan Paraguay. Kita sedikit beradab lah. Cina baru 100 tahun kemudian baru mendapat Hongkong dari Inggris," tutup Damanik.