Direstui Parlemen, Jet Tornado Inggris Gempur Ladang Minyak ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Kamis, 03 Desember 2015 | 20:56 WIB
Direstui Parlemen, Jet Tornado Inggris Gempur Ladang Minyak ISIS
Jet tempur Tornado milik Angkatan Udara Inggris (RAF) di pangkalan udara Akrotiri, Siprus. (Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesawat-pesawat tempur Inggris melancarkan serangan udara pertama mereka terhadap ISIS di Suriah, hari Kamis (3/12/2015) waktu setempat. Sasaran pertama mereka adalah ladang minyak yang diyakini sebagai sumber pendapatan ISIS untuk mendanai serangan di negara-negara Barat.

Jet-jet Tornado tersebut lepas landas dari pangkalan udara Akrotiri milik Angkatan Udara Inggris (RAF) di Siprus hanya beberapa jam setelah parlemen Inggris memberi restu kepada pemerintah untuk menyerang ISIS pada Rabu (2/12/2015). Sebanyak 397 anggota parlemen mendukung rencana Perdana Menteri David Cameron untuk melancarkan serangan udara. Jumlahnya lebih besar ketimbang 223 anggota yang menolak rencana tersebut.

Empat jet Tornado menggunakan bom dengan teknologi pandu laser untuk menyerang enam target di ladang minyak Omar, Suriah bagian timur. Ladang minyak tersebut dikuasai oleh ISIS.

"Serangan tersebut merupakan pukulan telak terhadap ISIS yang memiliki ketergantungan terhadap pemasukan dari minyak," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon seperti dikutip BBC.

"Masih banyak target seperti ini di seluruh wilayah timur, dan utara Suriah, yang akan kami serang dalam beberapa hari dan pekan ke depan," kata Fallon.

Fallon menambahkan, Inggris mengirim delapan pesawat tambahan ke Siprus untuk bergabung dalam misi penyerangan ke Suriah.

Belum ada kabar soal jatuhnya korban di lokasi yang menjadi target Inggris tersebut.

Kontribusi Inggris masih terbilang kecil dalam Operation Inherent Resolve, operasi yang dilancarkan koalisi negara-negara pimpinan Amerika Serikat untuk menggempur ISIS di Irak dan Suriah sejak setahun lalu. Sebelumnya, Inggris sudah ikut ambil bagian dalam serangan, namun hanya di Irak, bukan di Suriah. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI