KPK Berharap Novel Tidak Ditahan

Kamis, 03 Desember 2015 | 15:45 WIB
KPK Berharap Novel Tidak Ditahan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan menghadiri sidang perdana gugatan praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/5). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pimpinan KPK meminta agar Novel Baswedan tidak ditahan oleh Kejaksaan Negeri Bengkulu. Pasalnya, berkas perkara dan status tersangka Novel sudah resmi dilimpahkan ke Kejari Bengkulu.

Harapan tersebut diasampaikan oleh Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK, Indriyanto Seno Adji agar hubungan antar lembaga penegak hukum tetap terjaga dan kondusif.

"Memang kami mengharapkan tidak ada penahanan terhadap Novel demi mempertahankan hubungan kelembagaan yang memang sudah kondusif," kata Indriyanto saat dihubungi, Kamis (3/12/2015).

Sedangkan terkait pelimpahan berkas perkara dan status tersangka anak buahnya tersebut, lelaki yang biasa disapa Anto ini tidak mempersoalkanya. Dirinya hanya mengikuti prosedur yang ada dalam Kitab Undang-Undanh Hukum Acara Pidana (KUHAP).

"Kami mengikuti prosedur KUHAP  bahwa pelimpahan berkas ataau P-21 ke Kejaksaan Agung," kata Anto.

Seperti diketahui, status tersangka dan berkas perkara dari Adik sepupu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan itu sedang dilimpahkan dari kepolisian ke kejaksaan dalam kasus dugaan  penganiayaan. Dia kini berhadapan dengan kemungkinan penahanan guna menjalani persidangan.

Novel sejatinya dipanggil penyidik Bareskrim Kombes Daniel Adityajaya pada 23 November 2015 lalu untuk penyerahan berkas dan barang bukti ke jaksa penuntut umum pada Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejaksaan Agung. Lantaran sedang umrah, dia baru memenuhi panggilan hari ini.

Dia diketahui disangka melakukan tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan luka berat seseorang di Pantai Panjang Ujung, Kota Bengkulu. Kasus itu dilaporkan pada 18 Februari 2004 oleh Brigadir (Pol) Yogi Haryanto.

Dia dituduh melakukan penembakan terhadap enam pelaku pencurian sarang burung walet di Bengkulu pada 2004. Penembakan yang dilakukan oleh anak buah Novel itu diduga mengakibatkan kematian seorang pelaku bernama Mulia Johani, alias Aan.

Novel yang saat itu menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu dianggap bertanggung jawab atas penembakan tersebut. Atas peristiwa itu, Novel sudah menjalani pemeriksaan kode etik di Mapolres Bengkulu dan Polda Bengkulu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI