Ketua Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR, Ahmad Basarah melihat bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami disorientasi kehidupan berbangsa dan bernegara di semua tingkatan.
"Hal ini terjadi karena setelah era reformasi, negara tidak fokus membangun berbangsa dan bernegara kepada bangsa Indonesia," kata Ahmad Basarah di Denpasar, Bali, Kamis (3/12/2015), usai penutupan rapat evaluasi Badan Sosialisasi Empat Pilar MPR.
Menurut Basarah, setelah era reformasi salah satu dampak negatif yang dihadapi bangsa Indonesia adalah tercerabutnya nilai-nilai Pancasila dari kehidupan berbangsa di Indonesia. Sejak itu, kata dia, Pancasila mulai ditinggalkan masyarakat karena dianggap sebagai upaya pemerintahan orde baru untuk melanggengkan kekuasaan.
"Bahkan, Pancasila, juga dihapus dari kurikulum pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi," katanya.
Akibat tercerabutnya Pancasila dari kehidupan masyarakat, menurut dia, mulai terasa akibatnya. Menurut Basarah, masyarakat jadi mengalami disorientasi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Mereka berjalan sendiri-sendiri, dan membawa kepentingannya masing-masing, dengan mengabaikan kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Menurut Basarah, menyadari kekeliruan tersebut, MPR berinisiatif melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR, meliputi Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara, kepada masyarakat Indonesia.
Tugas tersebut diambil MPR, kata dia, karena saat ini Indonesia tidak memiliki lembaga yang berwenang melakukan sosialisasi Empat Pilar. (Antara)
MPR: Bangsa Indonesia Alami Disorientasi Kehidupan Berbangsa
Esti Utami Suara.Com
Kamis, 03 Desember 2015 | 08:30 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Cara Menghafal 45 Butir Pancasila dengan Mudah, Siap-siap untuk Upacara Hari Kemerdekaan
01 Agustus 2024 | 16:17 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI