Suara.com - "Kini sudah tingkat kuning dari sebelumnya merah (ketegangan yang tinggi). Kita terlibat dalam diplomasi," kata Ryamizard usai menghadiri rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan di Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Sedangkan mengenai wilayah laut Natuna yang dikabarkan diklaim oleh Pemerintah Tiongkok (Cina) sebagai milik mereka sudah selesai. Tiongkok telah menyatakan bahwa Natuna adalah milik Indonesia. Maka dari itu ia meminta kepada negara sahabat untuk tidak mencoba mengganggu wilayah Natuna.
"Natuna sudah tidak ada masalah. Jangan usil, tapi kalau salah satu negara usil nanti ribut lagi, malas juga kita," ujarnya.
Dia menambahkan, Indonesia tidak perlu ikut terlibat ajakan militer Tiongkok untuk melakukan patroli bersama negara-negara Asean di wilayah laut Cina Selatan. Pasalnya patroli sejumlah negara-negara sudah berlangsung.
"Memang awalnya dulu ada rencana, sekarang sudah banyak negara yang patroli di sana, ya biarkan saja. Di sana sudah ada Amerika dan Jepang," katanya.
"Kami bilang sama Cina, kadang-kadang perlu antisipati. Saya bilang ini rumah kita bersama, baik-baik saja".
Perlu diketahui, kepemilikan Indonesia atas Kepulauan Natuna sudah didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan tidak pernah ada keberatan dari pihak mana pun, termasuk Tiongkok.