Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengaku tengah menyusun strategi untuk menangkap teroris pimpinan Santoso yang menembak satu anggota TNI, Serka Sainudin, dari satuan Ba Purir Kipan C Yonif 712 Raider di Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (29/11/2015) lalu.
"Penembakan kemarin itu satu kasus, meski mereka kecil jangan dianggap nggak ada apa-apanya. Mereka militan. Sekarang gimana caranya kita bisa nangkap pelaku," kata Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Inspektur Jenderal Arief Darmawan saat ditemui di Hotel Golden Beatique, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).
Menurut Arief, kelompok teroris pimpinan Santoso ini bersembunyi di daerah pegunungan yang medannya sulit dilalui oleh anggota TNI dan Polri. Faktor itulah yang membuat TNI dan Polri hingga kini belum bisa menangkap Santoso dan anak buahnya.
"Kesulitannya medan yang sulit dan peralatan minim tapi semoga Santoso dan kelompoknya bisa ditangkap," katanya.
Seperti diketahui, seorang anggota TNI tewas tertembak dalam kontak senjata dengan jaringan teroris di Dusun Gayatri, Desa Meranda kecamatan Poso pesisir utara Kabupaten Poso di KM 6-7. Baku tembak terjadi sekitar pukul 09.00 WITA, Minggu (29/11/2015).
Korban tewas dari TNI yakni Serka Sainudin dari satuan Ba Purir Kipan C Yonif 712 Raider. Sebelum terjadi baku tembak, Serka Sainudin tengah melakukan patroli di wilayah Poso. Dia menghembuskan napas terakhir akibat luka tembak di bagian kepala.