Suara.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan diam-diam ternyata pernah punya cerita prestasi saat duduk di bangku SMA. Dia mengaku pernah meraih juara kedua dalam ajang lomba karya ilmiah soal budidaya garam.
"Hampir 35 tahun lalu saya dan teman saya, sekarang mungkin sudah nenek-nenek namanya Susana, itu memperoleh penghargaan Juara II Lomba karya tulis ilmiah SLTA tingkat nasional dengan judul budidaya garam di Madura," cerita Jonan dalam sambutannya di acara 'Penghargaan Adi Cipta Tata Wahana Nusantara Award 2015, di Ruang Mataram, Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (30/11/2015).
Puluhan tahun lewat, Jonan kecewa smelihat budidaya garam di Madura, 70 persen masih menggunakan cara tradisional, tapi masih mengimpor garam.
"Kita negara kepulauan kadang masih impor garam, mungkin karena yodiumnya dan sebagainya. Jadi saya melihat apakah penelitian saya dan teman saya tidak dipromosikan atau penelitiannya tidak bermanfaat," tutur Jonan yang pernah menjabat Direktur Utama PT KAI.
Dia juga menegaskan, nantinya setiap lembaga yang ingin melakukan penelitian, hasil penelitiannya harus dikirim ke Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan.
Kata Jonan, Balitbang Kementerian Perhubungan adalah lembaga yang meneliti hasil penelitian yang bisa diterapkan nantinyam
"Makanya sekarang semua pengadaan yang penting atau diatas Rp10 Miliar, harus dikirim ke Litbang untuk diteliti kemanfaatannya. Kalau tidak ada manfaatnya kembalikan, jadi kepala UPT nanti nggak ada yang mengarang, jadi semua harus ada manfaatnya," imbuhnya.