“Saking tebalnya asap, saya pernah mengenali orang hanya lewat suara. Itu saat memancing cari ikan di sungai,” cerita Noorhadi.
Dari catatan Greepeace Indonesia, sejak 1 Agustus sampai 26 Oktober, tercatat 18.170 kejadian kebakaran yang berlansung di konsesi atau atau sekitar wilayah perkebunan sawit.
Kebakaran itu berlangsung di 909 perusahaan sawit yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera dan Kalimantan Tengah paling banyak menyumbang kejadian kebakaran lahan.
Api dan asap juga meninggalkan sengsara lain buat penduduk sejumlah desa di DAS Kapuas.
Noorhadi mengatakan, kalau dalam sebulan kemarin sudah ada dua orang meninggal gara-gara tak tahan asap.
“Biasanya bengek asap, ada juga orang tua yang meninggal. Om saya sudah satu bulan ini nggak keluar rumah karena asap,” ujarnya.
Penderitaan warga belum cukup sampai di situ, sejak ada kebun sawit, air yang menggenangi kanal tersedot. Air di kanal menyusut dan warga sulit mencari ikan.
Satu persatu cerita kesulitan warga di Kapuas bermunculan akibat proyek tak becus PLG oleh pemerintah, rehabilatasi yang gagal dan sarat proyek serta raksasa kebun sawit.
Lahan gambut sejuta hektar, kini berubah menjadi lahan sejuta masalah dan Misradi masih mencari kantor Tuhan.