Suara.com - Transjakarta pada Sabtu (28/11/2015) siang, mengalami kecelakan setelah menabrak kereta rel listrik (KRL) commuterline di perlintasan kereta api Kedoya, Jakarta Barat. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menginginkan operator bus tersebut dapat dicabut.
"Harusnya dicabut kontrak operator ini," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/11/2015).
Hanya saja, Ahok khawatir apabila oprator yang lalai itu dicabut izinnya maka DKI akan kewalahan melayani penumpang yang biasa menggunakan Transjakarta. Sebab belum banyak jumlah armada Transjakarta.
"Cuma kan dihitung, kalau kamu cabut, terbengkalai nggak pengangkutan penumpang? Terbengkalai," jelas Ahok.
Untuk itu Ahok menghimbau agar PT. Transpotasi Jakarta (PT. Transjakarta) untuk segera membeli bus agar tidak lagi 'dipermainkan' oleh operator lain.
"Anda harus beli bus yang cukup. Kalau operator banyak silakan aja, kita mau bikin 24 jam. Anda (Transjakarta) mau Rp3,5 triliun, subsidi juga nggak apa-apa. Asal orang Jakarta, Tangerang, Depok dan sekitarnya, naik busnya murah," jelas Ahok.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih memastikan akan memberikan sanksi tegas dan keras terhadap supir bus Transjakarta. Tidak hanya pada sopir, sanksi nantinya juga akan dijatuhkan pada operator bus Transjakarta yang menaunginya, yakni Perum Damri.