Dampak Mengerikan Perubahan Iklim Versi Bank Dunia

Minggu, 29 November 2015 | 11:33 WIB
Dampak Mengerikan Perubahan Iklim Versi Bank Dunia
Perubahan Iklim. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menyebutkan perubahan iklim mengancam seluruh kehidupan di Bumi. Sehingga para pemimpin dunia yang bakal berkumpul di Konferensi Perubahan Iklim PBB di Paris mulai, Senin (30/11/2015) besok diharapkan mengambil langkah yang tepat.

"Hanya beberapa pekan setelah serangan menakutkan, Paris akan menjadi tempat di mana pemimpin dunia berdiri di sisi yang benar dalam sejarah," kata Jim Yong Kim dalam rilis Bank Dunia, Minggu (29/11/2015).

Yong Kim akan bergabung dala konferensi itu. Dia mengutarakan harapannya agar ada perjanjian ambisius guna mengatasi perubahan iklim yang terus mengancam.

"Perubahan iklim adalah ancaman besar kepada kita semua, merusak stabilitas dan perdamaian karena menekan akses kepada air dan ketahanan pangan, serta mengakibatkan kerentanan terhadap badai dan gelombang panas," katanya.

Salah satu isu yang bakal dibahas di Paris antara lain adalah upaya memobilisasi dana hingga 100 miliar dolar AS per tahun bagi negara-negara berkembang pada 2020.

Sebelumnya, laporan FAO menyebutkan kekeringan, banjir, badai dan bencana lainnya yang dipicu oleh perubahan iklim telah meningkat dalam frekuensi dan tingkat keparahan selama tiga dekade terakhir. Itu juga meningkatkan kerusakan yang telah dilakukan terhadap sektor pertanian dari negara-negara berkembang, dan menempatkan mereka pada risiko ketahanan pangan.

Selain itu, FAO menemukan bahwa di seluruh dunia, antara periode tahun 2003 dan 2013 melakukan analisis dalam studi jumlah rata-rata tahunan bencana yang disebabkan oleh semua jenis bencana alam, termasuk peristiwa terkait iklim, hampir meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980-an.

Dengan fokus khusus pada dampak bencana yang terkait iklim di negara berkembang, sekitar 25 persen dari dampak ekonomi negatif menurut laporan ditanggung oleh tanaman, peternakan, perikanan dan sektor kehutanan saja.

Sedangkan dalam kasus kekeringan, FAO menyatakan bahwa lebih dari 80 persen dari kerusakan dan kerugian mempengaruhi sektor pertanian, khususnya ternak dan produksi tanaman.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia berkepentingan untuk memastikan semua pihak memiliki pemahaman dan langkah yang sama dalam menghadapi perubahan iklim.

"Kita memberikan dukungan politik, sama seperti konferensi sebelumnya, kita berikan komitmen," kata Presiden sesaat sebelum bertolak menuju Paris, Perancis, Minggu (29/11) dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Kepala Negara mengatakan Indonesia memiliki 17.000 pulau dan bila terjadi kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim maka akan berpengaruh, sehingga Indonesia berkepentingan untuk memastikan hal itu sama-sama diminimalisasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI