Suara.com - Polisi Italia menyita hampir 800 pucuk senapan, yang hendak dikirimkan ke Belgia dari Turki menggunakan truk, saat kiriman itu tiba di timur laut pelabuhan Trieste, Kamis (26/11/2015).
Mereka mengatakan bahwa meskipun aturan kepabeanan tidak dilanggar, sopir truk Turki tidak memiliki izin untuk mengangkut sebanyak 781 pucuk senapan jenis Winchester SXP itu.
Senapan angin jenis Winchester SXP dibuat untuk berburu dan bukan jenis senjata serbu. Namun, polisi mengatakan bahwa mereka secara substansial meningkatkan pemeriksaan di perbatasan -setelah serangan teroris di Paris pada 13 November 2015.
"Mengingat kepekaan kargo, dalam hal asal-usul dan tujuan barang, dokumentasi mengenai senapan itu harus segera diperiksa," kata sebuah pernyataan.
Menurut laman perusahaan, senjata yang disita itu adalah senapan angin tercepat yang beredar di pasaran, mampu melakukan tiga kali tembakan dalam setengah detik.
Milisi-milisi garis keras, yang membunuh 130 orang di Ibu Kota Prancis, sebagian besar menggunakan senjata serbu Kalashnikov atau AK-47s.
Italia meningkatkan pengamanan di sejumlah monumen bersejarahnya di Vatikan, Roma, dan Milan setelah mendapat peringatan dari FBI tentang kemungkinan serangan kelompok militan.
Lapangan Santo Petrus di Vatikan, Katedral Duomo di Milan, dan rumah opera Scala yang terkenal termasuk di antara kemungkinan sasaran yang ditandai Biro Investigasi Federal AS atau FBI.
FBI juga menyampaikan informasi tentang lima individu yang berpotensi berbahaya di Italia, kata laporan-laporan itu.
Laporan-laporan itu mengatakan, informasi FBI tidak memberikan rincian tentang setiap rencana serangan.
Italia telah meningkatkan pengamanan pascaserangan di Paris pekan lalu. Vatikan dan Roma, khususnya, dipandang sebagai target potensial milisi ISIS.
Media-media propaganda kelompok ISIS telah mengancam pusat Gereja Katolik itu, meskipun para pejabat Italia mengatakan mereka tidak pernah menerima bukti yang kredibel terkait rencana spesifik untuk mengebom ibu kota Italia atau Tahta Suci. (Antara)